Pariwisata NTB Harus Ambil Pelajaran dari Tiket Pesawat Mahal
KoranNTB.com – Sektor pariwisata NTB khususnya Lombok benar- benar terpukul akibat harga tiket mahal dan kebijakan bagasi berbayar dari maskapai penerbangan.
Bukan hanya perhotelan, industri kreatif, produk UMKM dan sejenisnya pun terkena dampak.
Produk jajanan dan oleh-oleh khas Lombok yang biasanya laris manis, menjadi turun drastis.
Meski masih ada wisatawan yang datang, namun harus berpikir ulang jika mau membeli produk oleh-oleh, lantaran harga bagasi pesawat yang bisa lebih mahal dari nilai barang bawaan.
“Dari beberapa pelaku UMKM di Lombok Barat dan Lombok Utara, saya tangkap hal itu. Saat ini mereka juga sangat terdampak tiket mahal mdan bagasi berbayar,” kata Lalu Nofian Hadi, Caleg DPRD NTB Nomor Urut 11 dari PKS untuk Dapil Lombok Barat dan Lombok Utara, Jumat, 15 Februari 2019.
Nofian mengatakan, kondisi ini memang sulit, karena saat ini lalu lintas dan akses wisatawan ke Lombok masih diandalkan dari penerbangan.
Sementara di lain sisi, penerbangan merupakan bisnis tersendiri yang sulit diintervensi oleh pemerintah, apalagi Pemda.
Namun, menurut Nofian, selalu ada pelajaran baik dari setiap kendala dan masalah.
Menurutnya, ketergantungan sektor UMKM terhadap pasar wisatawan yang menggunakan penerbangan menunjukan bahwa sistem pemasaran UMKM umumnya masih berperspektif offline.
Salah satu cara mengatasi ialah membangun sistem online berbasis digital.
“Kasus ini harus jadi pelajaran. Sehingga ke depan kita tidak lagi bergantung pada berapa banyak wisatawan yang datang, tapi bagaimana produk kita menjangkau pasar wisatawan hingga luar daerah,” katanya.
Selain membangun jejaring pasar startup, Nofian juga menekankan pentingnya dukungan Pemda untuk mendorong peningkatan eksport produk UMKM NTB ke luar negeri.
Dinas Perindustrian dan Dinas Perdagangan sebagai stakeholders berkompeten harus mulai menginisiasi.
Mulai dari pembinaan UMKM, pendampingan mutu dan produksi, hingga ketersediaan pasar, dan juga eksport kr negara luar.
“Eksport ini bisa menjawab tantangan tiket mahal. Tapi memang harus ada good will dari pengambil kebijakan,” ujarnya.
Menurut Nofian, pariwisata merupakan sektor yang tidak mungkin bisa berjalan sendiri tanpa peran dan dukungan stakeholders di sektor lainnya.
Ia bertekad jika kelak terpilih dan mendapat amanah duduk di kursi DPRD NTB, hal ini yang akan diperjuangkan.
“Insha Allah, saya akan dorong pariwisata yang holistik, sehingga kita punya kekuatan. Masalah tiket ini kan bisa terjadi kembali kapan saja, tapi yang terpenting bagaimana kesiapan kita menghadapinya,” tukasnya. (red/3)