KoranNTB.com – Bentrokan pecah antara aparat kepolisian dan warga di Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat, 15 Februari 2019 kemarin. Bentrokan dipicu saat polisi membubarkan blokade jalan yang dilakukan massa aksi.

Sebelumnya sejumlah massa menuntut Pemerintah Kabupaten Bima melakukan perbaikan jalan di Desa Bugis lintas Desa Sangia, perbaikan jalan Desa Nae lintas Desa Sangia, membuatkan irigasi jalan yang ada di Desa Bugis Dusun Bajo Sarae, di Dusun Gusung, di lintas Poja Toi dan memperbaiki jalan lintas Desa Buncu Dusun Kabela.

Menurut warga, jalan di wilayah tersebut sangat tidak layak dan dalam kondisi rusak. Sehingga pemerintah daerah diminta turun tangan melakukan perbaikan.

Aksi warga dilakukan dengan cara memblokir jalan menuju Pelabuhan Sape, menggunakan batu dan kayu. Bahkan aksi dilakukan hingga sore hari. Polisi dibantu TNI kemudian membuka blokade jalan dan menangkap warga yang diduga provokator. Hal itu menjadi awal bentrokan.

Lima warga terluka dalam bentroka. Korban luka masing-masing bernama Ma’ruf (35), Ma’ruf (40), Junaidin (24) dan dua anak di bawah umur bernama Herman (16) yang terkena tembakan di pinggang kanan dan Nuralisa bocah lima tahun yang mengalami luka di bagian pelipis kanan.

Kapolda NTB, Inspektur Jenderal Polisi Achmat Juri telah datang ke lokasi menemui tokoh masyarakat untuk meredam aksi lanjutan. Sementara warga yang mengalami luka dibiayai pengobatannya oleh kepolisian.

Kabid Humas Polda NTB, Ajun Komisaris Besar Polisi Purnama, menjelaskan saat ini kondisi di Sape telah kondusif pasca bentrokan. “Situasi di Sape telah kondusif sejak tadi malam. Kehidupan berjalan normal seperti biasa. Korban sudah ditangani dan dibantu pengobatannya,” ujarnya, Sabtu, 16 Februari 2019.

Terkait dengan tuntutan massa, dia mengatakan akan dipenuhi oleh pemerintah daerah setempat. “Terkait dengan tuntutan akan dipenuhi oleh Pemda,” ucapnya. (red/2)