KoranNTB.com – Warga Kabupaten Lombok Utara (KLU) benar-benar butuh hiburan usai menjadi korban gempa. Mereka menikmati gelaran wayang yang digelar H Bambang Kristiono, SE (HBK). Acara bertajuk Wayang HBK untuk pemilu damai di Lapangan Tanjung dipadati warga, Sabtu malam, 23 Februari 2019.

“Hiburan kita. Lucu ceritanya, khas gaya Mamiq Nasib,” kata Sapardi.

Dikatakan, ia datang bersama rekan-rekannya dari Gangga begitu mendapat informasi ada gelaran wayang oleh dalang kenamaan Lombok, Lalu Nasib AR. Karena acara dihelat malam Minggu, banyak warga yang tertarik datang.

“Sepanjang acara kita tertawa terus, topiknya macam-macam,” sambungnya.

Pantauan di Lapangan Tanjung, warga yang menonton wayang cukup banyak. Meski lapangan usai diguyur hujan tak menyurutkan warga KLU lesehan. Penonton cukup terhibur, mereka tertawa dengan kisah-kisah yang disajikan Lalu Nasib AR.

Cerita Wayang Sasak bertema pemilu damai mengajak untuk menyikapi Pilpres dan Pileg dengan baik. Beda pilihan tak boleh sampai merusak persaudaraan. Masyarakat diingatkan tak mudah untuk mempercayai berita bohong atau hoaks. Harus tetap mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa.

Di tempat yang sama, H Bambang Kristiono (HBK) selaku penyelenggara pementasan wayang mengatakan, pentas ini sebagai sarana silaturahmi warga di KLU. Sekaligus bagian dari trauma healing bagi warga KLU.

“Korban gempa tentu butuh sekali acara yang menyenangkan dan menghibur,” katanya.

Ketua Badan Pengawas dan Disiplin (BPD) Partai Gerindra ini menyebut, pentas wayang sekaligus menggali budaya leluhur yang telah diwariskan. Kearifan lokal yang diwariskan para orang tua bisa tetap dijaga.

“Ke depan bersama dikembangkan wayang ini supaya tidak hilang,” sambung politisi Partai Gerindra ini.
Caleg DPR RI Nomor Urut 1 Dapil 2/Pulau menyebut, generasi sekarang yang harus menjaga budaya dan tradisi masa lalu. Menjaga budaya yang diwariskan cukup strategis.

“Bersama saya telah hadir TGH Hasanain Juwaini, beliau yang akan menjelaskan soal Wayang Sasak,” imbuhnya.

Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) NTB TGH Hasanain Juwaini mengungkapkan, Wayang Sasak adalah sarana menyampaikan dakwah. Di seluruh NTB, pentas wayang akan dikembalikan ke khittah sebagai sarana dakwah.

“Wayang untuk menyebarkan tentang agama. Ini harus dipertahankan,” katanya.

Hasanain menyebut, akan menginisiasi sekolah pedalangan di desa-desa. Dengan begitu Wayang Sasak akan terpelihara. “Harus terus dihadirkan dalang-dalang muda sebagai regenerasi,” tambahnya. (red/2)