KoranNTB.com Lombok resmi menjadi lokasi MotoGP 2021. Itu dipastikan setelah penandatanganan kontrak antara Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) atau PT Pengembangan Pariwisata Indonesia dengan penyelenggara MotoGP Dorna Sports.

Polisi Partai Keadilan Sejahtera atau PKS Nusa Tenggara Barat (NTB), Nofian Hadi, memberikan tips agar pembalap dunia Valentino Rossi tidak menginjak kotoran kuda di Lombok, mengingat di Lombok banyak alat transportasi tradisional dengan kuda yang dikenal dengan Cidomo.

Dia meminta masyarakat Lombok untuk menyiapkan diri dari sekarang menyambut MotoGP. Dia meminta agar kotoran kuda di jalanan selalu dibersihkan warga, atau kusir Cidomo memiliki alternatif sehingga kotoran kuda tidak berserakan di jalanan.

“Semua pasti bangga ya. Tapi jangan hanya terjebak pada euforia
semata, karena masyarakat harus segera disiapkan untuk menyambut
MotoGP 2021 ini,” kata Lalu Nofian Hadi, Kamis, 28 Februari 2019.

Politisi yang menjadi Caleg DPRD NTB ini meminta masyarakat ambil bagian sukseskan event global tersebut. Karena, dengan adanya MotoGP juga turut mengangkat nama pariwisata NTB dan meningkatkan ekonomi masyarakat.

“Jangan sampai saat itu masih banyak sampah, juga kotoran kuda Cidomo berceceran. Ini harus ditata dan dipersiapkan, setidaknya biar
Valentino Rossi senang melihat Cidomo yang indah di Lombok,” kata Caleg nomor urut 11 Dapil Lombok Utara dan Lombok Barat ini.

Nofian mengatakan, event sekaliber MotoGP tentu akan menjadi pusat
perhatian pencinta motosport dari berbagai belahan dunia. Di mana
setiap seri bisa menarik lebih dari 120 ribu penonton dari banyak negara, yang umumnya tentu merupakan wisatawan berkelas menengah ke atas.

Dia mengakui, keberadaan Cidomo di Lombok saat ini masih sangat penting dan dibutuhkan terutama untuk modal transportasi tradisional di pasar dan pedesaan. Namun, penataannya masih kurang mendapat perhatian pemerintah daerah. Akibatnya kesan kumuh, tidak tertib, dan kerap kali menjadi sumber kotoran kuda di jalan raya, justru menjadi citra buruk bagi kesan Lombok sebagai destinasi pariwisata.

“Jika ditata dengan baik, dan penampilan Cidomo menarik dan bersih. Ini akan menjadi ikon wisata juga. Wisatawan juga akan suka naik
Cidomo, seperti yang dilakukan di Yogyakarta dengan Delmannya,”
tuturnya.

Soal biaya penataan dan pengecatan Cidomo, Nofian mengatakan, Pemda
setempat bisa menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan atau perhotelan yang ada di wilayahnya. Apalagi ini untuk mendukung kepariwisataan, tentunya perusahaan swasta banyak yang bersedia berpartisipasi. (red)