KoranNTB.com –   Ada momen yang tidak biasa di kediaman Ketua Badan Pengawas dan Disiplin (BPD) Partai Gerindra, Haji Bambang Kristiono, atau yang akrab disapa HBK ketika sejumlah pimpinan Partai Gerindra se Lombok menyambangi kediamannya di daerah Senggigi, Minggu malam, 3 Maret 2019.

Rupanya malam itu ada jamuan makan malam bersama Sekjen Partai Gerindra yakni Ahmad Muzani, yang juga adalah Wakil Ketua MPR RI.

Usai acara makan malam bersama,  acara dilanjutkan dengan mendengarkan tauziah politik yang disampaikan Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani yang secara khusus membahas siapa HBK dan bagaimana sepak terjangnya dalam membangun kebesaran Partai Gerindra. Hal ini Ahmad Muzani jelaskan agar seluruh pengurus dan kader Partai Gerindra NTB mengerti betul rekam jejak dan pengorbanan HBK dalam membangun Partai Gerindra, serta mengapa sampai Prabowo Subianto mengutusnya sekarang sebagai Caleg DPR-RI dari Dapil NTB-2/Pulau Lombok ini.

Ahmad Muzani mengawali tauziah politiknya dengan menceritakan awal-awal dibentuknya Partai Gerindra antara tahun 2007/2008 silam.

Prabowo, HBK dan Partai Gerindra

Dalam paparannya, Ahmad Muzani mengatakan bahwa diawal-awal terbentuknya Partai Gerindra telah diwarnai dengan sikap pro kontra diantara para pendiri-pendirinya, apakah Prabowo Subianto akan membentuk Ormas atau Partai.

“Pertimbangan saat itu, mengapa harus Ormas, karena sudah banyak Partai yang berdiri dan mapan seperti Partai Hanura yang saat itu sudah booming dan menampung banyak Jenderal Purnawirawan. Kalkulasi politiknya, sudah tidak ada lagi celah untuk mendirikan sebuah Partai karena waktunya sudah sangat mepet, para politisi sudah terserap masuk di partai-partai yang ada, kemudian partai-partai yang berdiripun sudah penuh,” ungkap Ahmad Muzani.

Namun demikian, lanjut Ahmad Muzani menjelaskan, HBK justru yang paling lantang dan paling teguh menginginkan supaya Prabowo Subianto membentuk Partai saja, agar perjuangan Prabowo Subianto tidak setengah-setengah dan total.

“Akhirnya perjuangan HBK yang ingin membentuk Parpol tidak sia-sia. Tanggal 6 Februari 2008, Gerindra resmi mendeklarasikan diri sebagai Partai Politik,” kata Ahmad Muzani.

Kemudian setelah Partai Gerindra berdiri, di tengah-tengah persiapan mengikuti kontestasi Pileg dan Pilpres 2009, HBK mendapatkan tugas khusus melakukan penggalangan di luar struktur untuk memperkuat dan meluaskan jaringan pemilih Partai Gerindra.

Masuknya Almarhum Haryanto Taslam, Pius Lustrilanang serta Desmon J. Mahesa adalah hasil kerja keras dan usaha yang tidak kenal lelah HBK, dalam meyakinkan mereka untuk bergabung di Partai Gerindra.

“HBK sebagai orang Sandi Yudha (Perang Clandestein), tentu mampu melakukan tugas-tugas khusus tersebut karena memang di situ HBK punya ilmu dan keahliannya,” tambahnya.

Hasilnya kemudian, lanjut Ahmad Muzani, adalah pada Pemilu 2009, Partai Gerindra mampu meraih 26 Kursi di DPR-RI, dibanding Partai Hanura yang dapat 18 Kursi di DPR-RI. Hasil ini sesungguhnya dibawah ekspektasi awal, tapi juga tidak terlalu mengecewakan untuk ukuran Partai yang baru terbentuk,” tutur Ahmad Muzani.

HBK adalah Petarung Sejati

Ahmad Muzani kemudian mengatakan agar pengurus dan kader Partai Gerindra di Lombok tidak a historis atau buta sejarah bahwa HBK itu tetap terlihat dan selalu dilibatkan dalam setiap pertarungan politik Partai Gerindra di manapun dan kapanpun.

“HBK itu seorang petarung sejati, yang loyalitas dan pengorbanannya untuk Partai Gerindra tidak perlu diragukan lagi. Jika ada masalah di internal Partai Gerindra, biasanya hanya ada dua pilihan yang selalu dilakukan HBK. Pertama, mengajak debat face to face, atau diajak penyelesaiannya secara kesatria. HBK selalu menyelesaikannya di depan, dan tidak pernah main belakang, sangat sportif,” tambahnya.

Terkait posisi pencalegan HBK,  Ahmad Muzani menceritakan bahwa sebenarnya HBK bisa melakukannya saat Pemilu 2009 ataupun Pemilu 2014, di saat suara Partai Gerindra memperoleh lompatan hingga 270 persen. Menurutnya, saat itu Prabowo Subianto masih memerlukan tenaga dan pikiran HBK untuk membesarkan Partai Gerindra, khususnya dalam menggarap figur-figur potensial di luar partai.

“Hasilnya pada Pemilu 2014, perolehan suara Partai Gerindra untuk DPR-RI bertambah menjadi 73 kursi, equivalen dengan kenaikan 270 persen. Itu tentu ada sumbangsih dari kerja politik undercover-nya HBK, khususnya dalam menggarap potensi-potensi yang non-struktur,” kata Ahmad Muzani.

Maka tak heran jika HBK dianggap Ahmad Muzani sebagai salah satu senior Partai Gerindra yang memiliki andil dan peran sentral dalam membesarkan Partai. Selain itu, tipologi kepemimpinan HBK yang tidak mau setengah-setengah dalam mengemban suatu penugasan Prabowo Subianto juga Partai Gerindra, membuat posisi dan pengaruh politik HBK di DPP Partai Gerindra sangat kuat legitimasinya.

“Kami semua di DPP Partai Gerindra memiliki respect dan penghormatan yang sangat luar biasa terhadap konsistensi dan kesetiaan HBK dalam perjuangan politik Partai Gerindra. NTB semestinya merasa bangga dan bersyukur, memiliki calon anggota DPR-RI dengan kapasitas dan kapabilitas seperti HBK. HBK adalah salah satu kader terbaik Partai Gerindra,” tutup Ahmad Muzani dalam tausiah politiknya kepada segenap pimpinan dan kader inti Partai Gerindra NTB. (red/3)