KoranNTB.com Sektor pariwisata Lombok menghadapi tantangan hebat pascagempa pada tahun lalu. Sejumlah destinasi wisata di Lombok Barat (Lobar) dan Lombok Utara (KLU) belum benar-benar pulih, terlebih dengan kembalinya bencana gempa yang melanda Lombok pada Minggu, 17 Maret kemarin.

Beberapa destinasi wisata andalan seperti kawasan Pantai Senggigi di Lombok Barat dan tiga Gili, serta kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) masih berjuang untuk kembali dikunjungi wisatawan.

Caleg DPRD NTB dari PKS Nomor Urut 11 Dapil Lombok Barat dan Lombok Utara Nofian menilai, bencana gempa memberikan banyak hikmah bagi masyarakat, termasuk juga dalam membuka potensi wisata yang ada di Lombok Barat dan Lombok Utara.

Nofian mengatakan, di tengah lesunya kunjungan wisatawan pada destinasi mainstream, perlu ada alternatif destinasi wisata yang aman, baru, dan memberikan pengalaman berbeda kepada wisatawan dari destinasi wisata yang sudah ada. Nofian mengusulkan adanya segmentasi wisata budaya sebagai inovasi, mengingat Lobar dan KLU memiliki begitu banyak ragam budaya yang bisa dikemas dalam menarik minat wisatawan.

“Wisata Budaya para wisatawan tidak hanya diajak mendatangi situs-situs budaya, tapi juga dilibatkan dalam event-event budaya, misalnya saat ada upacara adat nyongkolan atau saat acara adat sunatan,” kata Nofian, Senin, 25 Maret 2019.

Ia mencontohkan upacara adat atau ritual yang dilakukan masyarakat adat Bayan di KLU yang bisa dikemas dalam bentuk paket wisata budaya. Nantinya, wisatawan bisa ikut langsung dan berbaur dengan masyarakat setempat mengikuti rangkaian acara adat.

Nofian menyampaikan, model wisata budaya harus dikemas dengan model filantropi karena sebagai rintisan awal perlu semacam subsidi untuk menarik para wisatawan mancanegara mau melihat prosesi budaya tersebut.

“Perlu ada pra-kondisi dan persiapkan sosial yang matang untuk merintis model wisata yang tidak biasa ini. Sebagai langkah awal mungkin bisa dilakukan melalui jalur pertukaran pelajar, di mana mereka bisa diajak tinggal dan berbaur di tempat yang akan diadakan prosesi adat budaya,” paparnya

Nofian menilai, model rintisan paket wisata budaya ini jika dipublikasikan dan dinarasikan secara detail akan menarik minat wisatawan mancanegara lain.

Dengan model pengembangan wisata budaya, kata Nofian, akan terjadi akulturasi budaya antarwarga negara bangsa yang pada gilirannya akan memperkuat semangat kebersamaan dalam memahami kebudayaan masing-masing tanpa harus menghilangkan identitasnya.

“Selain menikmati eksotisme wisata itu sendiri. Wisatawan jg menjadi pelaku aktif. Paket wisata pengalaman atau experience tourism sedang menjadi trend dunia,” katanya

Model paket wisata budaya sendiri sudah lama dilakukan beberapa daerah di Indonesia seperti Bali dan Jogja. Kata Nofian, banyak wisatawan yang rela memperpanjang waktu kunjungan demi mengikuti wisata budaya. Menurut Nofian, kehadiran wisata budaya akan menarik minat wisatawan yang ingin mengetahui lebih jauh tentang kekayaan adat dan budaya masyarakat Lombok. (red/6)