KoranNTB.com – Akhir-akhir ini di media sosial dihebohkan dengan kegaduhan para netizen. Para netizen saling melontarkan ujaran kebencian.

Di group Facebook bernama ‘kecimol merpati’ tampak ujaran kebencian sangat masif dilakukan beberapa hari belakangan ini. Pemicunya adalah kabar hoax bentrok warga Lombok Timur dan Lombok Tengah. Padahal kejadian tersebut sama sekali tidak benar.

Pengurus Wilayah (PW) Nahdatul Ulama (NTB) perlu mengambil sikap terkait kondisi tersebut. Sebab, dalam kondisi mendekati Pilpres tahun 2019 ini, diperlukan semua pihak agar bisa menahan diri. Harapannya, suasana yang aman dan nyaman jelang pencoblosan bisa tercipta dengan baik.

“Kami imbau, marilah siapapun yang melakukan aktivitas mengumbar saling kebencian dan fitnah antar golongan agar bisa menahan diri. Bagaimana,  suasana kehidupan bisa berjalan nyaman di tengah-tengah masyarakat jika kita terus menyebarkan sesuatu yang berbau fitnah,” ujar Ketua PWNU NTB Prof Masnun Tahir menjawab wartawan, Senin, 25 Maret 2019 kemarin.

Masnun yang didampingi Sekretaris PWNU NTB Lalu Aksar Ansori meminta para pemilik akun-akun provokaktif, sebaiknya segera menghentikan aktivitas provokatifnya dan menertibkan anggotanya dengan menyaring penyebaran kabar bohong, fitnah dan ujaran kebencian tersebut, bahkan bila perlu mereka langsung menutup akun-akun tersebut.

Selain itu, Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) itu, meminta masyarakat agar tidak terpancing dengan provokasi tersebut. “Karena jika itu direspon akan membuat semakin keruh jelang Pilpres 2019,” kata Masnun.

Pihaknya juga meminta aparat kepolisian agar melakukan langkah-langkah pencegahan termasuk dapat mengambil tindakan hukum sesuai dengan kewenangan yang dimiliki dengan menganut asas praduga tidak bersalah.

“Karenanya, mari kita wujudkan suasana demokrasi menghadapi Pemilu 2019 dalam suasana menyenangkan, aman, nyaman, riang gembira dan mendidik masyarakat dalam suasana kebersamaan dan persaudaraan sebagai umat seagama, sebangsa se-Tanah Air dan sesama manusia yang berakhlak dan berbudaya,” katanya. (red/2)