KoranNTB.com – Memasuki pertengahan April, Indonesia mengalami perubahan cuaca yang signifikan.

Prakirawan BMKG Pusat, Gatot Defriyantoro, menjelaskan terdapat dua pola sirkulasi di samudera Hindia, barat Bengkulu dan perairan utara Papua. Pola angin di wilayah utara Indonesia umumnya dari timur laut-timur dengan kecepatan 3-20 knot.

Sementara di  wilayah selatan
Indonesia umumnya dari Timur – Tenggara dengan kecepatan 3 – 20 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan selatan Jawa Timur, Samudera Hindia selatan Jawa hingga NTB, Laut Jawa bagian timur, Selat Makassar bagian selatan, Laut Flores, Perairan Sermata hingga Tanimbar, dan Laut Arafuru. Kondisi ini mengakibatkan
peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut.

Untuk wilayah NTB sendiri, tinggi gelombang mulai tanggal 20 April hingga 23 April mencapai 2,5 hingga 4 meter. Tinggi gelombang tersebut diprediksi terjadi di Selat Lombok, Selat Alas bagian Selatan, termasuk Selat Bali dan perairan NTB lainnya.

Wilayah yang diprediksi akan dilanda gelombang tinggi mulai 20-23 April 2019. (sumber: BMKG)

Perlu diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran:

Berbahaya bagi perahu nelayan jika kecepatan angin lebih dari 15 knotdan tinggi gelombang di atas 1.25 m.

Berbahaya bagi kapal tongkang jika kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas
1.5 m.

Berbahaya bagi kapal ferry jika kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m.

Berbahaya bagi kapal ukuran
besar seperti kapal iargo/kapal pesiar jika kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m.

“Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” imbaunya. (red/7)