KoranNTB.com – Di tengah kesetaraan pendidikan yang menjadi perbincangan banyak orang, ternyata masih banyak sekolah-sekolah yang kondisinya sangat memprihatikan.

SDN Inpres Oi U’a salah satunya. Terletak di Desa Dumu, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, sangat memprihatikan kondisinya. Sekolah tersebut layaknya gudang yang telah rusak.

Kondisi atap yang sebagian besar telah jebol, plafon yang rusak parah dan kayu-kayu penyangga atap yang telah rapuh dan nyaris patah membuat sekolah tersebut tidak nyaman dan aman untuk para siswa dan guru.

Belum lagi kondisi bangku dan meja yang banyak rusak dan kurang. Sangat jauh dari kata kelayakan.

Kondisi sekolah ini sangat kontras dengan program peningkatan sumber daya manusia oleh Gubernur NTB, Zulkieflimansyah. Di tengah banyaknya program “ekspor” pelajar ke luar negeri untuk bersekolah melalui program beasiswa, namun justru banyak sekolah-sekolah di pelosok NTB yang tidak layak kondisinya.

Pegiat literasi Kabupaten Bima, Adipati, merasa sedih dengan kondisi sekolah itu. Sekolah yang telah lama berdiri dan terus melahirkan generasi baru Indonesia.

“SDN Inpres Oi U’a, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima yang didirikan 32 tahun setelah kemerdekaan, sejak tahun 1977, namun masih jauh dari kata layak,” sesalnya.

Dia menjelaskan, sekolah itu saat ini memiliki 65 siswa dengan 17 guru honorer dan PNS, namun kondisi sekolah di pinggiran itu tampak tak tersentuh bantuan pemerintah. (red)