KoranNTB.com – Forum Media Siber (Formasi) NTB menggelar pelatihan jurnalistik untuk mengasah keahlian menulis santri dan pembina di Pondok Pesantren Al-Madani, Lombok Timur, Senin, 1 Juli 2019.

Kegiatan ini akan berlangsung selama tiga hari, sebagian besar akan diisi dengan praktik langsung setelah peserta mendapat bekal teori yang cukup.

Pimpinan Ponpes Al-Madani, Tuan Guru Fauzan Zakaria menjelaskan, pelatihan tersebut bertujuan menciptakan hafidz yang juga ahli menulis di samping menguasai teknologi.

“Sejarah dimulainya penulisan mushaf al-quran menandai dimulainya dengan serius budaya tulis menulis dan kewartawanan di dunia Islam, yaitu di zaman Khalifah Utsman bin Affan, khalifah yang ke tiga ide penulisan  mushaf itu dimulai. Lalu dilanjutkan pada zaman Tabi’in tidak hanya penulisan al-qur’an tapi juga penulisan hadits,” ujar Fauzan Zakaria.

“Puncaknya adalah zaman tabi’ tabi’in para cendikiawan muslim berlomba menulis kitab dalam berbagai disiplin ilmu, itulah yang kita warisi hingga sekarang. Maka para santri tidak cukup mnghafal alqur’an dan pandai baca kitab saja, tapi juga harus terdepan dalam kemampuan jurnalistik,” sambungnya.

Antusiasme peserta tampak begitu tinggi dengan kehadiran beberapa pembina santri. Dijelaskan Fauzan, para peserta yang hadir beberapa waktu lalu juga pernah menerima bekal pelatihan pembuatan video konten digital.

“Lengkap rasanya bila semua peserta ini mendapatkan pelatihan membuat berita online setelah mereka beberapa hari yang lalu dilatih juga untuk membuat konten video digital,” ujar Fauzan yang juga konseptor dan inisiator seribu rumah tahfidz yang akan segera diluncurkan tahun ini.

Ia menambahkan semua pelatihan digital menjadi sangat penting, pasalnya pesantren yang sudah meluluskan banyak hafidz sejak delapan tahun lalu ini akan segera menjadi pilot project industrialisasi pesantren.

Diketahui, Pondok Pesantren Al-Madani akan segera meluncurkan program industrialisasi pesantren. Harapannya, industri di Al-Madani dapat menginspirasi seluruh Ponpes yang ada agar ke depan lembaga pesantren memiliki kemandirian ekonomi.

“Al-Madani akan menjadi salah satu pelopor industrialisasinya pesantren sebagai pusat kegiatan industri santri dan masyarakat sekitar, di tahap awal kita fokus produksi konveksi dulu khususnya hijab, mukena, gamis dan pakaian muslim lainnya,” terang alumni Mesir yang konsen terhadap pariwisata ini.

Sementara itu Sekretaris Daerah Provinsi NTB Iswandi dalam sambutan tertulisnya kepada media ini sangat mengapresiasi keterlibatan Formasi NTB yang mampu mengambil momen dalam melatih penulisan berita di Ponpes Al-Madani.

“Saya berharap sinergisitas Formasi NTB dengan Ponpes yang ada di NTB juga segera dilakukan, karena dunia penulisan jurnalistik ini sangat penting untuk para santri agar mampu mengelola produk tulisan yang baik, sehingga mereka bisa menilai tulisan atau berita hoaks dan berita benar,” pungkas birokrat segudang pengalaman ini. (red)