KoranNTB.com – Nusa Tenggara Barat berpotensi terjadi gempa di wilayah Selatan Lombok. Terdapat tiga shelter gempa di NTB saat ini, yaitu di Pemenang Lombok Utara, Sumbawa dan Dompu, namun shelter gempa di Dompu tidak berfungsi karena komponen shelter dicuri orang.

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Mataram Agus Riyanto, mengatakan enam baterai dan solar sel pada shelter gempa di Dompu dicuri sejak lima bulan lalu, hingga saat ini shelter gempa di sana tidak berfungsi.

“Sekarang kita punya satu yang di Dompu itu hilang. Baterai enam hilang sama solar sel hilang, sudah hampir setengah tahun tidak beroperasi, dicuri,” ujarnya di Mataram, Kamis, 4 Juli 2019.

Pihak BMKG sendiri telah melaporkan kasus tersebut pada kepolisian. Namun hingga saat ini pelaku pencurian belum ditangkap.

Sementara saat ini juga Indonesia melalui INATews akan membangun 200 shelter gempa di Indonesia. Di Lombok sendiri akan dibangun tiga shelter. Lokasi pembangunan di wilayah Bayan Lombok Utara, Penujak Lombok Tengah dan Dompu.

“Pertengahan September selter itu harus berdiri dan diinstall, ditaruh di dalamnya seismograf,” ungkapnya.

Terjadi kendala terkait lahan yang akan digunakan. Pemerintah daerah hanya memberikan lahan pinjam pakai, tidak permanen.

“Terjadi persoalan dari sisi lahan, kita bersyukur Pemda sudah memberikan pinjaman pakai pada BMKG, harapannya bisa hibah karena alat ini digunakan dalam jangka waktu panjang. Satu selter tanpa alat Rp400 juta, sementara alatnya sendiri kurang lebih Rp3 miliar,” jelasnya.

Agus Riyanto menjelaskan idealnya NTB memiliki 20 shelter gempa yang dapat memonitor aktivitas seismik di NTB. Dia mencontohkan Jepang negara yang kecil namun memiliki ribuan shelter, sementara Indonesia saat ini baru memiliki 194 shelter gempa, tentunya termasuk shelter yang dicuri di Dompu. (red)