KORANNTB.com – Warga Dusun Ujung Lauk, Desa Kuta, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, memagari lahan yang hendak digunakan untuk lokasi sirkuit MotoGP di Kawasan Mandalika, Minggu, 29 September 2019.

Bahkan, sehari sebelumnya warga juga menghentikan alat berat yang beroperasi di sana. Itu dilakukan warga, lantaran pihak pengelola Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) belum membayar tanah yang dulunya merupakan jalan desa tersebut.

“Ini masalah eks lahan jalan desa, masyarakat menuntut pemerintah dan ITDC membayar tanah mereka. Ini dulu (tanah) dipinjam pakai,” kata warga setempat Alus Darmiah.

Jalan desa tersebut memiliki lebar sekitar lima meter yang cukup luas dan bisa dimasuki dum truk. Jalan tersebut akan dibongkar untuk pembangunan sirkuit dan akan dijadikan lokasi peletakan batu pertama oleh presiden yang rencananya pada 11 Oktober 2019 mendatang.

Link Banner

Sebelumnya, masyarakat telah meminta pihak ITDC untuk tidak melakukan pembongkaran hingga pembayaran diselesaikan, namun justru pihak ITDC tidak mengindahkan.

“Masyarakat sudah larang kontraktor untuk bongkar, namun tidak diindahkan, sehingga kemarin kita putuskan untuk menghadang (alat berat),” katanya.

Malam kemarin, masyarakat juga sepakat untuk bermusyawarah bersama pihak ITDC di kantor desa, namun tanpa alasan pihak ITDC tidak hadir dalam pertemuan.

“Kita sepakati untuk bertemu pihak ITDC kemarin malam di kantor desa, namun pihak ITDC tidak hadir. Jadi masyarakat meluap emosi dan sekitar jam 8.30 Wita pagi tadi masyarakat memagari lahan dengan bambu dan kayu,” ujarnya.

Alus mengatakan, masyarakat setempat mendukung sepenuhnya mega proyek sirkuit MotoGP, namun masyarakat hanya ingin haknya dipenuhi.

“Masyarakat mendukung 100 persen hajat pemerintah Mega proyek nasional sirkuit MotoGP, tapi penuhi dulu hak masyarakat,” katanya.

Dia menyebutkan, soal tanah eks jalan desa merupakan satu permasalahan dari banyak permasalahan lainnya, seperti tanah warga yang belum dibayarkan. Bahkan, warga mengancam akan menghadang acara peletakan batu pertama yang dihadiri presiden jika permasalahan tersebut belum diselesaikan.

“Jangan salahkan masyarakat ketika meluapkan eforia mereka saat kedatangan presiden dengan memblokir jalan ini,” katanya.

Arya, pihak ITDC yang dihubungi tidak menjelaskan panjang. Bahkan dirinya menolak diwawancarai.

“Saya bagian marketing dan event pak. Tanya bagian humas,” katanya. Saat dimintai nomor Humas ITDC, dengan singkat dia mengatakan “tidak ada, terimakasih.”

Pihak ITDC lainnya, Yudistira yang dihubungi lewat pesan singkat, tidak menjawab soal pembayaran lahan warga. “Untuk konfirmasi berita tsb monggo ditanyakan ke Managing Director Mandalika ya, atau ke Corp. Secretary ITDC,” katanya.

Namun saat dimintai nomor kontak yang dapat dihubungi tersebut, hingga kini dia enggan membalas. (red)