KORANNTB.com – Asosiasi Program Studi Pendidikan Sosiologi dan Antropologi se-Indonesia (APPSANTI) menggelar acara temu ilmiah nasional yang berlangsung selama tiga hari sejak 15 hingga 17 Oktober 2019. Acara dipusatkan di Universitas Hamzanwadi, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Ketua APPSANTI, Ubedilah Badrun dalam sambutannya mengatakan, temu ilmiah tersebut merupakan acara rutin yang dilakukan untuk membahas berbagai dinamika dan tantangan dalam pembelajaran sosiologi dan antropologi di era terkini yakni era industri 4.0 (four point zero) menuju society 5.0 (five point zero).

“Hal itulah yang membuat temu ilmiah saat ini mengangkat tema tantangan pembelajaran sosiologi dan antropologi di era revolusi industri 4.0 menuju society 5.0 dengan diikuti oleh anggota Appsanti dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia,” ujar Ubedilah.

Society 5.0 atau masyarakat 5.0 diketahui merupakan konsep teknologi masyarakat yang berpusat pada manusia dengan kolaborasi teknologi seperti AI dan IoT, untuk menyelesaikan masalah sosial yang terintegrasi pada ruang dunia maya dan nyata.

Dikatakan, berbagai rangkaian acara dalam temu ilmiah itu diantaranya seminar nasional, musyawarah nasional, dan olimpiade nasional yang diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

“Kami (Appsanti) setiap tahun menyelenggarakan kegiatan seperti ini, dan Appsanti ini sudah menyebar di seluruh perguruan tinggi di Indonesia, hanya Papua yang belum kita sentuh tapi insya Allah tahun depan kita akan coba,” katanya.

Humas Universitas Hamzanwadi, Dr. Muhammad Halqi mengatakan, kegiatan ini merupakan acara yang dapat memberikan kontribusi bagi perguruan tinggi terutama untuk kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu sosial.

“Tantangan generasi millenial di era revolusi industri generasi ke empat (4.0) cukup berat. Di mana revolusi ini menitikberatkan pola digitalisasi dengan teknologi canggih dalam berbagai aspek kehidupan,” ujarnya di Selong, Senin, 14 Oktober 2019.

Hal itu, lanjut doktor jebolan UNJ ini memiliki dua sisi yang berbeda, satu sisi memberi kemudahan dalam hidup, satu sisi lagi bisa memberikan mudarat dan dampak negatif terutama dalam konteks perilaku.

“Hal ini yang banyak pihak kurang menyadari akan adanya perubahan tersebut terutama di kalangan pendidik, sekaligus semua itu merupakan tantangan generasi millenial yang sulit terelakkan,”  katanya.

Melalui temu ilmiah Appsanti yang diselenggarakan di Universitas Hamzanwadi pihaknya berharap bisa memberikan kontribusi pemikiran bagi generasi muda utamanya mahasiswa dalam menghadapi tantangan saat ini dan masa depan.

“Kami berharap selaku tuan rumah dari acara ini memberikan kontribusi pemikiran untuk kemajuan bersama, baik bagi universitas dan Appsanti, khusunya program studi pendidikan sosiologi Univeritas Hamzanwadi selaku panitia temu ilmiah ini,” ujarnya. (red)