KORANNTB.com – Hari ke empat kebakaran di kawasan Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat, terus meluas. Kebakaran lahan seluas 6.055,3 hektare pada Selasa, 22 Oktober 2019.

Kepala Pelaksana Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Dwi Pangestu, mengatakan luas kebakaran bertambah setelah sebelumnya hanya 2.557 hektare.

“Perkiraan luas kebakaran hutan di Gunung Rinjani sampai dengan tanggal 22 Oktober 2019 dari sumber kompilasi data di lapangan dan Satelit Sentinel-2 adalah 6.055,3 Ha,” katanya dalam keterangan tertulis.

Petugas gabungan terbagi dalam enam tim untuk memadamkan titik api yang tersebar. Tim terdiri dari Tim Senaru, Tim Anyar, Tim Santong, Tim Sembalun, Tim Aikmel dan Tim Kembang Kuning.

“Di sebelah bawah puncak Rinjani terdapat tiga hotspot (titik api) baru, antara jalur Sembalun dengan Jalur Pendakian Bawak Nao. Hotspot berhasil dipadamkan,” katanya.

Tim Anyar juga berhasil memadamkan api. Sementara Tim Aikmel juga berhasil memadamkan api di titik kebakaran lain.

Sementara Tim Senaru, yang menjadi sumber utama kebakaran mengalami kesulitan melakukan pemadaman karena sulitnya medan di lokasi kebakaran.

“Tim Santong berhasil padamkan kebakaran. Namun, terpantau hotspot baru di sekitar Marung Meniris. Tim sedang melakukan persiapan untuk berangkat ke lokasi hotspot baru,” ujarnya.

Sementara Tim Kembang Kuning yang memadamkan api di jalur pendakian Timbanuh membuat pembatas. Kondisi terakhir, api sangat cepat merambat menuju lokasi wisata Joben di Lombok Timur.

Mengingat banyaknya titik api yang terus membesar, pendaki terus diminta untuk turun, karena sebelumnya telah dikeluarkan larangan mendaki hingga kebakaran berhasil diatasi.

Petugas memiliki kendala memadamkan kebakaran, selain medan yang sulit, angin yang cukup kencang membuat api terus membesar.

“Selain itu kurangnya ketersediaan sumber air di lokasi kebakaran, vegetasi mudah terbakar seperti rumput, alang-alang dan kendala lain,” katanya. (red)