KORANNTB.com – Tradisi pacuan kuda yang melibatkan anak di bawah umur di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat telah menelan korban. Beberapa pekan lalu seorang anak tewas terjatuh dari kuda saat pacuan.

Link Banner

Muhammad Sabila Putra (10 tahun) meregang nyawa usai terjatuh dari kuda. Dia mengalami cidera serius di kepala.

Namun alih-alih menghentikan pacuan kuda yang melibatkan anak, justru banyak pihak yang sebagian besar pemilik kuda mendukung pacuan kuda yang melibatkan joki cilik tetap berlanjut.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kota Bima, Ahmad, mengatakan akan tetap menggunakan joki cilik untuk pacuan kuda atas nama tradisi.

Kadis yang juga pemilik dua ekor kuda ini mengatakan akan tetap memilih anak menjadi joki kuda miliknya.

“Saya bermain kuda sebelum keluarnya Undang-undang Perlindungan Anak, nah setelah saya teliti berat saya ungkapkan antara tugas (sebagai Kadis DPPPA) dengan hobi saya,” katanya, Rabu, 6 November 2019 di Kota Mataram.

Dia mengatakan akan tetap menggunakan joki cilik meskipun saat ini masalah joki cilik menjadi perhatian serius pemerhati anak.

“Bisa saya ubah joki saya dari kecil ke besar setelah keluar SOP, tapi kalau teman-teman saya masih bermain dengan joki cilik, tidak ada salahnya saya bermain dengan joki cilik,” ujarnya.

Dia mengatakan Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Kota Bima telah menggelar rapat dengan Pordasi Provinsi NTB. Hasil rapat tetap menggunakan joki cilik namun dengan memperhatikan standar keselamatan joki.

“Dengan adanya kejadian kemarin, Pordasi Kota Bima mengadakan rapat. Hasilnya, akan membuat SOP pengamanan dan jaminan kesehatan pada joki cilik,” katanya.

Ditanya apakah merasa iba terhadap anak yang menjadi joki, dia mengatakan atas nama tradisi tetap mempertahankan joki cilik.

“Kalau menemukan joki cilik, kita merasa iba kok kecil sekali joki, tapi di daerah saya sudah budaya naik kuda seperti itu ya sudah terbiasa,” ujarnya.

Dia mengaku bangga dengan keberanian anak menggunakan kuda dan tampil bertanding dengan anak-anak yang lain. (red)