KORANNTB.com – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) menyarankan agar pengangguran di NTB menjadi TKI, bekerja sebagai buruh migran di luar negeri.

Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Disnaker Kota Mataram, Hariadi, menanggapi bertambahnya jumlah pengangguran di NTB sebesar 1.260 orang.

Menurutnya, cara menurunkan pengangguran melalui program TKI sangat potensial, terlebih lagi dengan  tingginya animo masyarakat menjadi buruh migran.

Pernyataan tersebut mendapat kritikan dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Mataram.

Wakil Sekretaris Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah HMI Cabang Mataram, Khairul Umam, mengatakan pernyataan Disnaker cermin ketidaksiapan menghadapi pengangguran.

“Menekan angka pengangguran tidak cukup dengan memberikan intervensi, melalui program TKI. Untuk mengurangi angka pengangguran, mestinya pemerintah sendiri harus rumuskan peluang lapangan kerja di Kota Mataram seperti apa,” katanya, Selasa, 12 November 2019.

Khairul mengatakan, untuk mengakomodir penggangguran Disnaker disarankan lebih menyorot potensi yang dimiliki masyarakat, terutama pemuda dan menyiapkan lapangan kerja.

“Banyak pemuda yang memiliki potensi bagus untuk Mataram ke depan, bukan malah ingin mengirim keluar. Ini pertanda pemerintah tidak punya gagasan pembangunan dan pemanfaatan SDM yang dimiliki hari ini,” ujarnya.

Dia menyarankan agar Disnaker Kota Mataram konsisten dalam memberikan pelatihan kerja bagi masyarakat.

“Kami berharap agar peryataan Disnaker itu, jangan terkesan tidak solutif. Pengangguran itu tanggung jawab pemerintah untuk mengatasi angka kemiskinan di Mataram.  Program TKI bukan solusi. Apa mungkin sependek itu pikiran pemerintah,” katanya. (red)

Ilustrasi pengangguran (istimewa)