KORANNTB.com – Gempa beruntun mengguncang wilayah Buleleng Bali, Kamis, 14 November 2019 pukul 17.21 WIB.

Gempa kedua dirasakan cukup kuat dengan magnitudo 5,1 berada di 8.16 Lintang Selatan dan 114.90 Bujur Timur atau 21 km Barat Daya Buleleng.

Guncangan gempa dirasakan di Buleleng dalam skala intensitas III – IV MMI di mana guncangan dirasakan oleh orang banyak cukup kuat. Sementara di Denpasar, Mataram, Jembrana, Jimbaran, Mengwi, Dalung, Kuta guncangan dirasakan dalam skala intensitas III MMI dirasakan seperti ada truk yang sedang berlalu.

Guncangan juga dirasakan di Banyuwangi, Lombok Barat dalam intensitas II MMI benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Beberapa bangunan dikabarkan mengalami kerusakan. Bahkan, warga di Pengastulan mengungsi karena isu adanya air surut yang dikira sebagai tanda tsunami. BMKG menjelaskan bahwa tidak ada potensi tsunami dari gempa tersebut. Bahkan air laut dalam keadaan normal pascagempa.

Namun demikian, gempa Bali baru-baru ini mengingatkan pada gempa Seririt tahun 1976.

Gempa tersebut berada pada sumber yang sama. Gempa Seririt 14 Juli 1976 bermagnitudo 6,5, yang mengakibatkan 573 jiwa meninggal dunia. Ribuan korban luka, bangunan dan rumah rusak.

“Gempa ini mengingatkan kita pada peristiwa Gempa Seririt tanggal 14 Juli 1976. Gempa Seririt saat itu berkekuatan M 6,5 yang berdampak sangat merusak memyebabkan sebanyak 573 orang meninggal dunia,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono.

Gempa Seririt 1976 juga dilaporkan menimbulkan tsunami kecil di pantai utara Bali.

Hal yang sama disampaikan ahli geologi Didik Widjaja. Melalui akun Facebook, dia mengirimkan gambar informasi gempa Bali 14 November 2019 dengan gempa Seririt di masa lampau.

“Perhatikan lokasi gempa Bali tadi sama dengan gempa tsunami lampau,” ujarnya. (red)

Foto: Informasi gempa Bali 14 November 2019 dan gempa Seririt 1976. (istimewa)