Demo di PLN NTB Ricuh, Mahasiswa Terluka
KORANNTB.com – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Mataram menggelar aksi di PLN Unit Induk Wilayah NTB, Jumat, 15 November 2019.
Mahasiswa memprotes pemadaman listrik bergilir yang terus terjadi di Pulau Lombok.
Alasan PLN yang mengatakan kenaikan signifikan beban listrik di NTB tidak diterima begitu saja mahasiswa. Menurut mahasiswa, hal itu kontras dengan pernyataan General Manager PT PLN (Persero) UIW NTB, Rudi Purnomoloka, yang mengatakan pembangunan kelistrikan di wilayah NTB sudah dilaksanakan PLN sejak jauh hari untuk mendukung KEK Mandalika.
“Pada bulan April 2015, PLN telah mengoperasikan satu gardu induk berkapasitas 30 megavolt ampere (MVA) di daerah Kuta, Lombok Tengah. Gardu Induk tersebut telah memasok listrik ke kawasan Mandalika dan sekitarnya,” ujar seorang massa aksi, Herman Jayadi.
Mahasiswa juga mengungkapkan janji PLN siap menambah kapasitas gardu induk Kuta hingga 60 MVA jika kapasitas gardu imduk yang ada telah digunakan secara maksimal dan mengantisipasi peningkatan kebutuhan listrik di KEK Mandalika termasuk kesiapan MotoGP 2021 dengan berbagai infrastruktur penunjangnya.
Dijelaskan juga pada tahun ini, sistem kelistrikan Lombok juga akan mendapat tambahan daya sebesar 150 MW dari Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas Uap (PLTMGU) Lombok Peaker dan PLTU Jeranjang Unit 2 berkapasitas 25 MW.
Sehingga, dengan pemadaman listrik saat ini dan alasan PLN memadamkan listrik akibat beban daya, dinilai merupakan kebohongan publik.
Mahasiswa sempat hendak membakar ban di depan PLN, namun dihalau aparat kepolisian. Bentrokan pecah, yang berakibat seorang mahasiswa mengalami luka di hidung diduga akibat dipukul polisi.
Dalam tuntutannya, mahasiswa meminta agar General Manager PT. PLN (Persero) UIW NTB dipecat dan meminta aparat penegak hukum memeriksanya.
Mahasiswa meminta Pemprov NTB, DPR dan pihak terkait mencari solusi pemadaman listrik tersebut. (red)