Diduga Salat Hadap Timur, Jamaah Tarekat di Lombok Timur Dimediasi
KORANNTB.com – Beredar kabar adanya kelompok diduga aliran sesat yang melakukan salat menghadap timur di Dusun Mertak, Desa Gereneng, Kecamatan Sakra Timur, Lombok Timur.
Guna menghindari keributan di tengah masyarakat, pihak kepolisian bersama TNI, Kesbangpoldagri dan unsur masyarakat lainnya segera melakukan klarifikasi dan mediasi. Mediasi dilakukan agar kabar tersebut tidak sampai beredar dan menjadi fitnah di tengah masyarakat.
Jamaah tersebut merupakan jamaah tarekat naqsyabandiyah yang beranggotakan 25 orang dengan seorang guru bernama Guru Arsad.
Ustadz Khairil yang juga merupakan jamaah dari tarekat tersebut mengatakan tidak ada niat untuk menyimpang ajaran Islam. Dia mengatakan tidak benar kabar yang mengatakan salat menghadap timur.
“Aliran yang saya tekuni adalah tarekat Naqsyabandiyah. Kalau masalah informasi terkait salat menghadap timur itu tidak benar,” katanya saat mediasi pada Minggu, 17 November 2019 di rumah Kadus Mertak.
Dia juga mengatakan telah mengenal Guru Arsad sejak 2015 karena dia dijanjikan menjadi PNS. Namun anehnya, Guru Arsad selalu melakukan pengajian melalui HP, sehingga jamaah tidak pernah bertemu secara langsung.
Sebagai besar jamaah tersebut dijanjikan menjadi PNS oleh Guru Arsad yang entah di mana berada saat ini.
Adi, seorang warga yang kakaknya ikut aliran tersebut, bercerita bahwa akhir-akhir ini kakaknya sibuk mencari uang untuk dikirim ke Guru Arsad. Namun karena merasa ada yang janggal, maka sejak enam bulan lalu kakaknya keluar.
Adi juga mencerminkan bahwa saat salat dan membacakan takbiratul ihram, jamaah tidak membaca Allahuakbar, tetapi Ali Akbar, yang mengagungkan Ali bin Abi Thalib.
“Dan saya klarifikasi kalau yang mengagumkan Sayyidina Ali adalah aliran Syiah. Selesai salat magrib disuruh sujud menghadap ke timur dan saat salam disuruh melafalkan ina kuni ama kuni,” katanya.
Inaq Har juga membenarkan apa yang dikatakan Adi soal aliran tersebut. Dia menjadi korban. Puluhan juta uangnya telah ditanfer ke Guru Arsad.
Hal yang sama diungkapkan Guru Adi, seorang jamaah tarekat. Dia mengatakan pernah diminta uang untuk dikirim ke Guru Arsad. Namun saat ditanya untuk keperluan apa, tidak ada jawaban.
Pihak dari Kaban Kesbangpoldagri Lombok Timur meminta Guru Adi dan Ustadz Khairil untuk tidak lagi mengadakan pengajian di rumah mereka, karena dikhawatirkan akan menimbulkan kecurigaan warga.
Kasus tersebut ada indikasi penipuan dengan modus pengajian dengan aliran tertentu. Beberapa jamaah telah diminta sejumlah uang dan ditransfer pada Guru Arsad yang tidak diketahui berada di mana. Bahkan jamaah dijanjikan menjadi PNS.
Inaq Har menjadi korban. Awalnya dia mentransfer Rp15 juta pada Guru Arsad. Kemudian dia mentransfer lagi Rp17 juta.
Guru Arsad diidentifikasi merupakan warga Pengembur Lombok Tengah berusia 56 tahun. Jamaah yang menjadi korban penipuan disarankan melapor ke polisi. (red)