Datang ke Lombok, Moeldoko Jelaskan Lima Permasalahan Petani
KORANNTB.com – DPP Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Nusa Tenggara Barat menggelar penandatanganan kerjasama dengan PT Shriram Seed Indonesia dan launching benih jagung hibrida HKTI-1 di Kota Mataram, Sabtu, 30 November 2019.
Dalam acara tersebut hadir Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Dia juga menjabat Ketua Umum DPN HKTI. Hadir juga Gubernur NTB, Zulkieflimansyah.
Moeldoko menyampaikan saat ini banyak petani di Indonesia masih menderita dan berada di garis kemiskinan karena sejumlah permasalahan.
Sedikitnya, terdapat lima permasalahan petani Indonesia kata Moeldoko yang mengakibatkan petani Indonesia masih berada dalam garis kemiskinan.
Permasalahan tersebut meliputi persoalan tanah, teknologi, kapital, persoalan manajemen dan persoalan pasca-panen.
“Bagaimana meningkatkan kapasitas masyarakat, yang harus kita pahami persoalan tanah, banyak tanah rusak karena pupuk berlebihan dan juga tanah (pertanian) yang sempit,” katanya.
Selain itu persoalan teknologi, karena banyak petani Indonesia kurang mampu menjalankan teknologi pertanian, sehingga masih jauh tertinggal.
Kemudian soal kapital, banyak petani yang kekurangan modal untuk bertani. Pemerintah kata Moeldoko, sudah berupaya mengatasi masalah itu dengan menyediakan kredit usaha rakyat atau KUR.
“Pemerintah sudah menyediakan KUR, tapi persoalannya kenapa petani kita masih menderita dengan modal,” kata Moeldoko.
Permasalahan yang tidak kalah penting adalah soal manajemen. Menurut Moeldoko, banyak petani tidak mengetahui perbedaan hasil panen mereka tahun ini dengan tahun kemarin, karena petani tidak melakukan evaluasi.
“Tidak ada pekerjaan yang sempurna kalau tidak dilakukan evaluasi,” ujarnya.
Terakhir, masalah yang sering menimpa para petani adalah masalah pasca panen. Saat panen raya, harga akan turun, di satu sisi banyak petani yang tidak menyediakan gudang untuk menampung hasil pertanian. Petani dengan cepat menjual hasil pertanian di saat harga sedang turun.
“Banyak petani langsung menjual hasil panen meskipun harga turun karena berpikir yang penting dapat uang,” katanya. (red)