KORANNTB.com – Memasuki musim hujan di wilayah NTB sering terjadi bencana puting beliung. Hampir di semua kabupaten dan kota, puting beliung selalu terjadi.

Di Dompu, puting beliung merusak ratusan rumah warga. Puting beliung juga terjadi di Lingkungan Gontoran, Barat, Bertais, Kecamatan Sandubaya dan di Kecamatan Woha Kabupaten Bima. Puting beliung di Kecamatan Woha menyebabkan rumah warga rusak dan banyak pohon tumbang. Sementara di Bertais, puting beliung merusak rumah tahan gempa dan mengakibatkan satu warga luka.

Masyarakat dapat mewaspadai bahaya puting beliung dengan mengetahui tanda-tanda akan munculnya.

Puting beliung terjadi biasanya didahului cuaca yang panas dari malam hingga siang hari. Pada pagi hari, udara terasa cukup terik dan panas.

Akan terlihat awan Cumulus yaitu awan putih berlapis-lapis mulai terbentuk. Di antara lapisan awan tersebut, ada satu awan yang tepinya sangat jelas berwarna abu-abu dan terlihat menjulang tinggi seperti kembang kol.

Kemudian awan tersebut akan mulai berubah warna menjadi abu-abu atau hitam atau dikenal dengan Cumolonimbus.

Di lokasi sekitar Anda akan mulai bergoyang pepohonan maupun ranting yang tertiup angin. Bahkan terasa dingin.

Kemudian turun hujan lebat secara mendadak. Namun jika hujan yang turun tidak lebat, maka angin kencang berada jauh dari lokasi Anda.

Anda harus menjauh dari lokasi Anda jika muncul tanda-tanda seperti itu. Namun untuk saat ini, Anda harus memperhatikan kokohnya bangunan rumah Anda. Perkuat bangunan Anda.

Jika Anda melihat awan yang semula  cerah kemudian mendadak menjadi gelap, segera menjauh, karena itu juga menjadi potensi munculnya puting beliung.

Angin ini sering terjadi pada siang atau sore menjelang malam hari, sehingga dapat dipastikan kondisi pada waktu itu.

Puting beliung biasanya terjadi singkat sekitar 10 menit, namun dapat menghancurkan apa yang dilintasi dan dapat menjangkau hingga 10 kilometer. (red)

Sumber foto: Pexels