KORANNTB.com – Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Nusa Tenggara Barat menggelar dies natalis ke lima sekaligus haul Gus Dur ke-10, di UNU NTB, Kota Mataram, Sabtu, 28 Desember 2019.

Rektor UNU, Baiq Mulianah, mengatakan di momen dies natalis ini UNU tetap terus berinovasi mendedikasikan diri untuk kemajuan bangsa. Sebelumnya, UNU NTB pernah memiliki terobosan bank sampah, di mana mahasiswanya diberikan pilihan membayar uang SPP menggunakan sampah. Bahkan manajemen bank sampah UNU NTB sama seperti perbankan umum.

Kini, UNU NTB terus berinovasi dengan menghadirkan NTB Sport Center. Inovasi tersebut merupakan metode penyembuhan melalui fisioterapi olahraga.

“Saya sampaikan di samping beberapa inovasi bermanfaat, UNU mengambil manfaat bahwa tidak penting kamu berkata apa tapi kehadiranmu dirasakan manfaatnya,” katanya.

“Inovasi terbaru memberikan kemanfaatan secara medis. NTB sport senter. Melalui metode penyembuhan fisioterapi olahraga sehingga mahasiswa UNU tidak hanya siap kerja tapi langsung bekerja,” ujarnya.

Teknis bekerjanya NTB Sport Center, melibatkan dosen dan mahasiswa melakukan penyembuhan, kebugaran melalui sport massage, hipnoterapi sport hingga pemulihan cidera atlet.

“Teknisnya, kita ada beberapa dosen FK jurusan fisoterapi olahraga, itu yang melakukan penyembuhan kebugaran lewat sport massage, hipnoterapi sport, pemulihan cidera atlet. Jadi hal itu mereka lakukan free,” jelas Baiq Mulianah.

“Ini strategi untuk pengembangan UNU. Amanah yang paling berat adalah peningkatan mutu pendidikan,” katanya.

Dalam acara haul Gus Dur tersebut juga hadir Ketua PBNU Bidang Pendidikan, Hanif Saha Ghafur.

Hanif mengatakan, momen haul Gus Dur ini sekaligus menjadi refleksi perjuangan Gus Dur yang mampu diteladani semua orang.

“Gusdur itu sebelum jadi presiden sudah bapak bangsa, artinya pemikiran sudah melampaui dari seorang manager, seorang pemimpin. Banyak manager hanya memiliki kemampuan managemen, tapi seorang leader melibatkan semuanya. Gusdur itu guru bangsa,” ungkapnya.

Hanif memberikan masukan pada UNU NTB untuk mengembangkan diri. Peningkatan mutu pendidikan menjadi penekanannya.

Dia menjelaskan, UNU mentransformasikan mata pelajaran sesuai dengan nama yang dikenal kalangan milenial, namun tetap memiliki substansi sesuai dengan materi pelajaran.

“Kita ubah dan poles dengan bahasa milenial. Seperti fikih muamalah kita ubah jadi hukum ekonomi dan bisnis syariah. Perguruan tinggi NU seperti itu,” katanya. (red)

Foto: Rektor UNU, Baiq Mulianah dan Ketua PBNU Bidang Pendidikan, Hanif Saha Ghafur.