KORANNTB.com – PDIP dan PKS di NTB resmi bersekutu dalam Pilkada 2020. Itu menyusul surat pernyataan kesempatan berkoalisi dalam Pilkada Kota Mataram. Selain itu  PDIP-PKS berkoalisi di Sumbawa Barat dan Sumbawa.

Link Banner

Pada Pilkada Kota Mataram, PDIP mengusung Selly Andayani dan PKS mengusung Tuan Guru Abdul Manan.

Fenomena politik ini menjadi momen yang tepat pasca Pemilu 2019, yang mana PKS dan PDIP merupakan bagian dari partai berseberangan dalam pilihan calon presiden.

Lembaga Kajian Sosial dan Politik, M16 Mataram, menilai persekutuan taktis PDIP-PKS merupakan cermin antitesa strategi politik yang mendepankan sharing politik dalam memenangkan konstestasi Pilkada di NTB.

“Power sharing PDIP-PKS  adalah blok politik yang tidak biasa atau anti mainstream agar efektif dalam melakukan penetrasi pemenangan dengan mesin  partai yang sudah teruji,” kata Direktur M16, Bambang Mei Finarwanto, Senin, 6 Januari 2020.

Pria yang akrab disapa Didu itu menilai, sebagai partai moderen dengan ideologi partai yang kuat, koalisi PDIP-PKS ingin mendobrak cara pandang kuno yang kerap mengamsumsikan bahwa karena perbedaan ideologi dan gerakan,  PDIP dan PKS tidak mungkin dalam satu fron politik, menjadi terbantahkan.

“Faksi PDIP dan PKS harus pula dimaknai sebagai upaya membangun citra  politik yang positif guna meraih persepsi yang baik di mata publik,” katanya.

“PDIP dan PKS ingin memberikan pencerahan politik kepada publik agar membiasakan diri mengapresiasi hal-hal yang dipandang tidak mungkin dari kacamata positif dan mengambil hikmah dari sisi kebaikkannya,” ujarnya.

M16 memprediksi dalam Pilkada serentak 2020 aksi borong partai pengusung oleh kandidat tidak akan terjadi lagi. Paslon akan memakai kendaraan politik yang ramping  sesuai persyaratan agar lebih efektif dan efisien cost politiknya.

“Koalisi ramping PKS dan PDIP dihajatkan memberikan kepastian politik agar calon yang diusung nyaman dan makin leluasa dalam melakukan penetrasi memperluas basis dukungan loyalis vottersnya,” tukasnya.

Sebagai partai kader yang berbasiskan ideologi yang jelas, PDIP dan PKS di Pilkada NTB akan menjadi role model, bagaimana mesin partai yang berbeda mashab ideologi bisa bergerak secara efektif meraih dukungan pemilih dari berbagai segmen.

“M16 menilai ibarat Alfamart-Indomaret, koalisi PDIP dan PKS tentu akan memotivasi partai politik lain agar segera menentukan calon dan sekutu politiknya dalam konstestasi Pilkada serentak, September 2020,” katanya. (red)