KORANNTB.com – Virus Corona yang mematikan membuat pemerintah China menutup Kota Wuhan yang diduga menjadi awal penyebaran virus tersebut. Menyusul beberapa kota lain dilakukan penutupan.

Saat Kota Wuhan terisolasi, dua dari empat mahasiswa Nusa Tenggara Barat (NTB) penerima beasiswa awardee terjebak di sana. Mereka tidak dapat keluar karena kota tersebut ditutup.

Meskipun demikian, Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) Provinsi NTB tetap melakukan koordinasi dengan pihak KBRI terkait dengan upaya perlindungan mahasiswa NTB di kota tersebut.

Ketua Divisi Kerjasama LPP NTB Imanuella Andilolo, mengatakan terus melakukan monitor perkembangan dua mahasiswa NTB di Wuhan.

“Kalau ada perkembangan kami di LPP akan segera dihubungi dan kami akan selalu monitor,” kata Imanuella Andilolo, Minggu, 26 Januari 2020.

Diketahui, di Kota Wuhan ada empat mahasiswa NTB penerima beasiswa. Beruntung dua mahasiswa lainnya saat itu berada di luar kota sebelum Wuhan ditutup. Mereka dapat dipulangkan kembali di Indonesia.

Sementara dua lainnya yang tidak disebutkan namanya masih berada di asrama Kota Wuhan. Mereka tidak dapat keluar karena pemerintah setempat mengisolasi kota guna mencegah virus Corona semakin berkembang.

“Mereka kebetulan sudah keluar dari Wuhan sebelum akses ditutup untuk berlibur karena sekarang sedang liburan tahun baru China,” katanya.

Dua mahasiswa yang terjebak saat hanya bisa diam di asrama. Beruntung kantin asrama yang tadinya ditutup selama musim libur, kini telah dibuka agar mahasiswa yang tinggal di asrama tidak perlu keluar asrama untuk mencari makanan. Setiap harinya di asrama dilakukan pengecekan suhu tubuh untuk memastikan virus Corona tidak bersarang di tubuh penghuni asrama.

“Sejauh ini dua awardee kita dalam keadaan tidak sakit atau dalam kondisi sehat,” ujarnya.

Terkait awardee Beasiswa NTB di lokasi lain di China, LPP juga terus berkoordinasi dengan pihak kampus masing-masing dan KBRI.

“Situasi saat ini masih kondusif namun untuk antisipasi jadwal sekolah diundur sehingga disarankan oleh pihak KBRI dan sekolah untuk pulang saja kalau bisa mumpung libur panjang. Tapi stay di asrama juga tidak apa-apa karena langkah-langkah antisipatif sudah ditetapkan. Anak-anak diwajibkan untuk selalu ikut arahan kepala asramanya,” katanya. (red)

Foto: Kota Wuhan (SLEEPINGPANDA / SHUTTERSTOCK.COM)