KORANNTB.com – Anggota Komisi V DPR-RI Dapil  NTB II Suryadi Jaya Purnama menyempatkan diri berdialog dengan media dalam rangka bersinergi untuk menyerap informasi pembangunan daerah di Mataram, Senin, 17 Januari 2020.

Dalam kesempatan tersebut ia juga menyoroti penamaan bandara yang masih menjadi polemik.

“Bagaimana kita bisa maju kalau samua tokoh kita berpolemik, lebih baik saling mendukung daripada saling menjegal win win solution harus ada,” tegas anggota Komisi V yang membidangi Infrastruktur, perhubungan, kebencanaan dan desa ini.

Walaupun ia bangga potensi daerah yang luar biasa dimiliki NTB namun bergaining NTB di tingkat nasional ujarnya masih lemah.

“Sesama kita suka saling tenggelamkan, eksistensi daerah harus kita munculkan dengan identitas daerah yang kuat di tingkat nasional,” ungkapnya.

Terkait nama bandara yang masih berpolemik ini ia menceritakan bahwa bandara awalnya hanya direlokasi atau dipindah sehingga nama selaparang juga dipindah, namun karena Angkasa Pura (AP) sebagai pemilik aset belum punya konsep yang final.

“Ganti nama bandara tidak berimplikasi hukum namun hanya sebagai kebanggaan daerah, ada kebiasaan atau kelaziman bandara sebagai nama pahlawan,” katanya.

“Cara mengeksekusi penamaan bandara tidak jelas,” imbuhnya.

SJP kerab ia dipanggil ini melihat lebih pada faktor psikologis antara yang pro dan kontra atas penamaan bandara tersebut.

“Secara historis ada masalah komunikasi yang belum tuntas, pemprov dalam hal ini harus memfasilitasi pertemuan dengan masyarakat diwakili daerah yang punya hubungan psikologis langsung dengan bandara, sedangkan sebagian besar masyarakat kan tidak ada hubungan,” ujarnya.

Ia menyarankan persoalan psikologis ini harus dipertemukan dari hati kehati.

“Tak bisa melalui surat-surat gitu karena bukan bersifat administrasi, eksekusinya itu di Kemenhub yang harus dilakukan oleh pihak Angkasa Pura (AP), Pemda tidak berwenang menyatakan syah atau tidak syah, AP tinggal ganti plang surati maskapai-maskapai terkait, namun tetap dikomunikasikan dari hati ke hati,” katanya.

Ia juga mangatakan dari sisi pusat sebenarnya bandara sudah selesai, masalahnya kata dia AP masih mempertimbangkan adanya kelompok masyarakat yang masih keberatan. (red)