KORANNTB.com – Media asing Sydney Morning Herald dan The Age menyebut Indonesia belum memiliki alat khusus mendeteksi virus Corona.

Dalam laporannya, diwawancarai salah satu ahli biologi molekuler Indonesia yang mengatakan kemungkinan virus Corona telah masuk Indonesia, namun belum dapat atau mampu terdeteksi.

Meskipun pemerintah mengklaim virus Corona tidak ada di Indonesia, namun para ahli masih meragukan.

Reagen atau pereaksi kimia untuk mendeteksi Corona baru akan tiba dalam beberapa hari terakhir. Bahan tersebut saat ini belum tersedia di tengah banyaknya warga asing yang diduga terjangkit virus Corona beberapa hari belakangan ini.

Laboratorium negara disebut belum mampu mendeteksi virus Corona. Ketua Institusi Biologi Molekuler Eijkman, Profesor Amin Soebandrio menyebut reagen yang dapat mengurangi waktu untuk mendeteksi virus Corona dijadwalkan akan segera datang di Indonesia.

Sementara di Lombok, seorang balita asal China sempat dirawat di ruang isolasi RSUD NTB karena diduga terpapar Corona. Namun Jumat pagi, 31 Januari 2020 dia telah dipulangkan karena negatif dari Corona. Dia dikatakan hanya menderita radang paru ringan.

Dikonfirmasi terkait tidak ada alat pendeteksi Corona secara dini di Indonesia, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Nurhandini Eka Dewi, membantahnya.

“Ada lima pusat pemeriksaan Corona virus di Indonesia, jadi tidak benar Indonesia tidak bisa memeriksa Corona virus,” katanya.

Dia mengatakan, sampel pasien yang terindikasi terpapar Corona dibawa ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Jakarta untuk diteliti.

“Semua sampel dari seluruh Indonesia dikirim ke Balitbangkes,” katanya.

Disebutkan jenis Corona sudah ada di Indonesia sejak 2003 sehingga dapat dideteksi.

“Jenis Corona virus, seperti penyebab Sars dan MERS-CoV  sudah ada di Indonesia sejak tahun 2003,” katanya. (red)

Foto: Pasien suspek virus Corona di Wuhan China. (istimewa)