KORANNTB.com – Virus Corona dari China berimbas pada kenaikan harga bawang putih di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Harga yang semulanya berkisar Rp39 ribu hingga Rp40 ribu per kilogram, naik menjadi Rp43.440 per kilogram.

“Di Pasar Kebon Roek harga bawang putih impor dan cabai mengalami kenaikan harga. Paling tinggi menjadi Rp43.440 per kilogram untuk bawang putih,” ujar Kepala Dinas Perdagangan NTB, Putu Selly Andayani, Jumat, 7 Februari 2020.

Bawang putih yang ada di NTB memang sebagian besar diimpor dari China, namun melalui pengiriman dari Surabaya terlebih dahulu.

“Bawang putih yang beredar di NTB itu bukan langsung impor dari China ke Lombok, melainkan pengiriman antar pulau. Karena NTB tidak memiliki pelabuhan impor. Jadi rasio pasokannya antara 30-40 persen kebutuhan pasar dipenuhi dari impor melalui Surabaya,” katanya.

Dijelaskan, untuk Kota Mataram ada dua distributor pemasok bawang putih dari China. Distributor berada di Pasar Mandalika, Kota Mataram.

Dalam sehari, pengusaha asal Lombok memasok bawang putih impor asal Cina itu dari pengusaha Surabaya, rata-rata sebanyak 8 ton, yang kemudian dipasok ke sejumlah pedagang di Pasar Mandalika Bertais, dan Pasar Tradisional Kebon Roek, serta beberapa pasar tradisional lainnya di Pulau Lombok.

Selly mengakui jika harga jual dari bawang putih impor asal China tersebut lebih murah jika dibandingkan dengan harga jual bawang putih lokal. Hanya saja, Dinas Perdagangan NTB tidak dapat berbuat apa-apa, karena kebijakan impor tersebut berasal dari Kementerian Perdagangan RI.

“Kalau sekarang harga bawang putih import naik itu pengaruh fluktuasi dan menyesuaikan harga pasarnya karene efek virus Corona. Saya sudah melaporkan kondisi ini ke pusat agar segera ditindak lanjuti secepatnya,” ujarnya. (red)