KORANNTB.com – Ribuan masyarakat Lombok menggelar Bau Nyale atau menangkap cacing laut di Pantai Seger, Lombok Tengah, Sabtu, 15 Februari 2020.

Tradisi tahunan tersebut tampak tidak sesuai diharapkan. Nyale yang ditunggu-tunggu justru tidak muncul atau muncul dengan kondisi jarang. Diduga tanggal perayaan Bau Nyale tidak tepat.

Warga yang telah begadang semalaman kecewa akibat Nyale yang diyakini jelmaan Putri Mandalika tidak muncul. Putri Mandalika diyakini sebagai sentral masyarakat Sasak.

Tidak hanya Pantai Seger, Nyale juga jarang muncul di pantai-pantai lain di Lombok Tengah, seperti Pantai Selong Belanak, Pantai Mawun, Pantai Aan dan beberapa tempat lainnya.

Berdasarkan perhitungan kalender Sasak hasil sangkep wirage, tanggal 20 bulan 10 kalender Sasak diperkirakan jatuh pada 15 Februari, namun justru Nyale pada hari ini tidak muncul.

“Saya dan beberapa orang teman saya menginap di Pantai Aan sejak malam kemarin untuk menunggu Bau Nyale disini,” kata Amaq Alwan, warga Masbagik Lombok Timur ditemui di Pantai Seger sambil menenteng jaring tangkap Nyale.

Hal senada diungkapkan tokoh masyarakat asal Desa Rembitan Kecamatan Pujut, Lalu Kedim Marzuki Yahya. Dia mengatakan Nyale tahun ini meleset dari perkiraan kemunculan.

Menurutnya, legenda jelmaan Putri Mandalika itu malah banyak keluar sejak Kamis dan Jumat.

“Hari ini, Sabtu malah hampir tidak ada, padahal ini adalah hari penentuan keluarnya nyale,” katanya.

Dia berharap tahun-tahun mendatang para pemangku penjuru empat mata angin lebih jeli dan teliti melakukan perhitungan agar kejadian seperti tahun ini dan beberapa tahun terakhir tidak terulang lagi.

Untuk diketahui, beberapa tahun belakangan juga perhitungan tanggal Bau Nyale diduga melesat. Nyale tidak muncul di pantai tersebut. (red)