KORANNTB.com – Persoalan sampah di Kota Mataram menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan. Bukannya berkurang, justru menyisakan masalah baru.

Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB, Kota Mataram menghasilkan 314 ton sampah per hari. 273 ton di antaranya masuk ke TPA (tempat pembuangan akhir).

Melihat fakta tersebut, Ketua KAMMI Mataram terpilih periode 2020-2021, Arif Rahman cukup terkejut dan khawatir karena Kota Mataram yang seharusnya menjadi perwajahan NTB justru tidak mampu keluar dari peliknya masalah sampah.

“Kota Mataram idealnya harus bersih dan sampahnya mampu dikelola dengan baik menjadi green energi dan hal produktif lainnya, namun faktanya jutsru terbalik,” katanya, Sabtu, 22 Februari 2020.

Untuk itu solusinya dia mengatakan harus ada sinergi dari seluruh pihak di Kota Mataram untuk bahu membahu menyelesaikannya.

“Sinergi seluruh pihak untuk gerakan kesadaran tentang lingkungan harus ada, TGH, ustadz, tokoh agama lintas agama, pemerintah, tokoh pemuda dan seluruh pihak wajib hadir menyelesaikan sampah di kota ini,” ujarnya.

Arif mengandaikan jika seluruh otoritas keagamaan dari dini mengajarkan tentang kepada generasi tentang kesadaran menjaga lingkungan dan sampah akan mampu mengurangi persoalan sampah di Mataram.

Karena katanya persoalan paling utama di sampah itu pola pikir masyarakat. Dengan memperbaiki pikiran generasi muda sedini mungkin bukan tidak mungkin masalah ini bisa diselesaikan.

“Kesadaran tentang lingkungan dan sampahlah yang mampu memperbaiki peliknya sampah ini,” katanya. (red)