KORANNTB.com – Kasus anjing rabies di Nusa Tenggara Barat semakin meluas. Setelah mewabah di Bima, kini rabies mulai masuk di Dompu.

Kepala Dinas Kesehatan NTB, Nurhandini Eka Dewi, mengatakan lebih dari 2.000 warga di Bima, Dompu dan Sumbawa terkena gigitan rabies, 15 di antaranya meninggal dunia.

Korban meninggal sejak pertamakali mewabahnya rabies pada 2019 lalu hingga 2020 saat ini.

“Lebih dari 2.000 (digigit), 15 meninggal dari 2019 sampai sekarang,” katanya di Mataram, Senin, 9 Maret 2020.

Ia mengatakan, penyebaran penyakit rabies meluas dari Bima ke Dompu. Bermula dari tiga kecamatan yang berdekatan dan kemudian meluas.

“Kendala kita meluas ke Bima kemarin dari Dompu, kemarin kan hanya tiga kecamatan yang berbatasan dengan Dompu. Anjing berjalan terus sehingga dari semua kecamatan yang dekat sudah kena semua,” ujarnya.

Pemerintah setempat katanya terus melakukan eliminasi anjing liar dengan menembak dan melatih warga menembak.

“Kalau di Bima dan Dompu, Bupati membentuk tim penembak anjing dilatih Perbakin (Persatuan Menembak dan Berburu Indonesia) untuk menembak anjing liar,” ujarnya.

Ia mengatakan, sebanyak 3.000 pasien termasuk petugas medis telah diberikan vaksin rabies untuk menghindari gigitan anjing.

Sementara, kasus rabies di Sumbawa saat ini mulai menurun. Bima dan Dompu masih terus mewabah. Beruntung, wilayah lain seperti Lombok dan Sumbawa Barat belum masuk penyakit rabies tersebut.

Kadinkes mengatakan, status kejadian luar biasa (KLB) masih berlaku di daerah yang mengalami serangan anjing gila tersebut. Status rabies akan berakhir setelah dua tahun gigitan terakhir.

“KLB dicabut setelah dua tahun gigitan terakhir,” ujarnya. (red)

Foto: ilustrasi