Warga Mataram Diminta Tidak Gelar Tarawih dan Berjamaah untuk Cegah Corona
KORANNTB.com – Pemkot Mataram meminta seluruh masyarakat di wilayah Kota Mataram untuk tidak melaksanakan shalat berjamaah atau aktivitas lainnya di masjid sementara waktu selama pendemi Covid-19.
Walikota Mataram H. Ahyar Abduh mengatakan, dengan posisi Mataram yang telah masuk daerah dengan status tanggap darurat dan berada dalam zona merah Covid-19 di NTB, maka masyarakat harus banyak melaksanakan ibadah di rumahnya masing-masing.
“Jadi, ibadah shalat tarawih selama Ramadhan dan shalat lima waktu serta ibadah lainnya dilakukan di rumah,” kata Ahyar dalam siaran tertulisnya, Senin, 27 April 2020.
Walikota mengaku, keputusan meniadakan aktivitas di masjid sementara waktu di Kota Mataram ditempuh sesuai hasil rapat Forkopinda yang dihadiri, Ketua DPRD Kota Mataram, Kapolresta Kota Mataram, Dandim 1606 Lobar, Ketua MUI Kota Mataram, dan Kemenag Kota Mataram, di Aula Pendopo Wali Kota Mataram, pada Minggu malam, 26 April 2020.
Menurut Ahyar, keputusan bersama itu dilakukan dalam rangka mencegah, memutus rantai penyebaran wabah Covid-19, di mana dari hari ke hari masyarakat yang terpapar positif virus asal Wuhan, Negara Tiongkok di Kota Mataram semakin bertambah. Terlebih saat ini telah terjadi transmisi lokal penyebaran virus di ibukota provinsi NTB tersebut.
“Dengan masuknya Kota Mataram dalam zona merah, maka penanganan Covid-19 harus lebih maksimal, fokus dan tidak bisa lagi setengah-setengah,” tegas Walikota.
Selain itu. Diungkapkan Ahyar, seluruh warga masyarakat, yakni kaum muslimin dan muslimat di Kota Mataram agar meniadakan shalat Jumat dan menggantikan dengan shalat zuhur di rumah.
“Kami juga minta kegiatan shalat Tarawih di masjid dan di mushala, agar ditiadakan. Termasuk, kegiatan-kegiatan ibadah lainnya, yang melibatkan jamaah juga tidak boleh ada lagi,” kata Wali Kota Ahyar.
Berdasarkan data terakhir Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Mataram, tercatat jumlah kasus positif Covid-19 Kota Mataram secara kumulatif mencapai sebanyak 68 orang hingga Minggu malam, 26 April pukul 19.00 Wita.
Sebanyak 68 orang yang dinyatakan positif itu, 55 orang di antaranya masih dirawat, 11 orang sembuh dan 2 orang meninggal dunia. (red)