Bayi 6 Hari di Lombok Jadi Pasien Corona Termuda di Indonesia
KORANNTB.com – Kasus positif Covid-19 di NTB terus melonjak tiap harinya. Terbaru, pada Sabtu malam, 30 Mei 2020, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 melangsir jika penambahan sebanyak 42 kasus positif mencantumkan adanya satu orang pasien positif merupakan bayi perempuan yang baru berusia enam hari.
Kepala Dinas Kesehatan NTB dr. Nurhandini Eka Dewi mengatakan, jika kasus bayi berusia enam hari berinisial B, asal Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat itu, merupakan pasien Corona termuda di Indonesia saat ini.
“Ini merupakan kasus pertama di Indonesia. Kenapa demikian, karena ini masuk kasus yang jarang. Sebab, hal itu kemungkinan bisa masuk kategori terjadi pertama di Indonesia,” ujar Kepala Dinas Kesehatan NTB Nurhandini Eka Dewi, Senin, 1 Juni 2020.
Mantan Kadis Kesehatan Lombok Tengah itu mengaku, status ibu dari bayi Covid-19, masuk dalam kategori pasien dalam pengawasan (PDP) pnemonia. “Jadi dia (ibu bayi) dirawat karena PDP,” kata Dokter Eka.
Menurut dia, lantaran kondisi tak memungkinkan ibu bayi ini melahirkan normal, maka ia dioperasi cesar. Sehingga, bayi yang lahir dari seorang ibu PDP, maka sesuai SOP dia harus dites swab, bukan dites rapid.
“Hal itu menyusul, antara bayi dan balita tidak disarankan menjalani rapid test karena harus mengambil darah yang banyak dan belum memiliki antibodi,” ucap Dokter Eka.
Ia menjelaskan, setelah dites swab, ternyata bayi itu positif Covid-19. Sementara ibu dari bayi itu telah menjalani swab sebanyak dua kali. Sejauh ini, pihaknya masih menunggu hasil swab kedua.
“Demikian pula dengan ayah bayi itu telah menjalani swab pertama dan masih menunggu hasilnya,” ungkap Dokter Eka.
Diketahui, berdasarkan data Satgas Covid-19, tercatat bayi berusia 6 hari dan berjenis kelamin perempuan adalah pasien ke-617, berinisial B, asal Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat.
Disebutkan, bayi tersebut tidak pernah memiliki riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 dan saat ini dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram.
Dokter Eka menuturkan, pihaknya belum bisa memastikan apakah bayi itu tertular corona di luar proses kelahiran atau vertikal dari ibunya.
“Tapi kami bicara bahwa penularan vertikal (dari ibu ke anak itu) ditemukan sedikit sekali kasus di dunia, sehingga belum ada orang yang berani mengatakan terjadi penularan vertikal, tetapi ternyata kita di sini menemukan ada satu bayi lahir yang positif Covid-19,” jelasnya.
Menjawab semua pertanyaan banyak pihak itu, Eka mengatakan belum ada yang bisa menyimpulkan termasuk dirinya sebagai tim Satgas Covid19 NTB. Pihaknya akan melakukan pertemuan dengan Ikatan Dokter Anak Infonesia (IDAI) dan Perkumpulan Obstetri Dan Ginekologi Indonesia (POGI) pada Senin, 1 Juni petang hingga malam ini.
“Akan dirapatkan, mana opsi yang menjadi kemungkinan terbesar bayi ini tertular Covid-19 dari mana. Akan dilihat opsi opsinya dan untuk dibahas bersama para pakar. Yang jelas pada Senin (hari ini) ada pertemuan pakar untuk membahas covid pada neonatus ini,” tandas Nurhandini Eka Dewi.
Secara umum, di NTB jumlah pasien positif Covid-19 sebanyak 652 kasus dan 87 di antaranya adalah anak-anak. Jumlah pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia tercatat 11 orang dan 3 di antaranya bayi berusia di bawah 1 tahun.
Mereka masing-masing dua bayi berusia 5 bulan dari Kabupaten Lombok Timur dan seorang bayi berusia 9 bulan dari Kota Mataram.
Terpisah, Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Covid-19 Provinsi NTB, HL Gita Ariadi mengatakan penambahan kasus baru tersebut setelah dilakukan pemeriksaan terhadap 375 sampel dengan hasil 326 sampel negatif, tujuh sampel positif ulangan, dan 42 sampel kasus baru positif Covid-19.
“Penambahan positif 42 orang ini dari Kota Mataram 16 orang, Lombok Tengah 14 orang, Lombok Barat sembilan orang, Lombok Timur dua orang dan dari luar provinsi satu orang,” ujarnya.
Gita, menjelaskan dari 42 orang yang dinyatakan positif Covid-19. Salah satu diantaranya, bayi perempuan berusia enam hari. Bayi perempuan berinisial B warga Desa Merembu, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat tersebut tercatat sebagai pasien nomor 617.
“Diketahui pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Bahkan, riwayat kontak dengan orang sakit Covid-19 pun tidak pernah. Saat ini dirawat di RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik,” terang Sekda NTB ini.
Selain bayi perempuan berusia enam hari tersebut, terdapat dua pasien lagi yang masih tergolong anak-anak. Yakni pasien nomor 628 berinisi RSL, perempuan berusia 4 tahun warga Desa Ranggagata, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah. dan pasien nomor 615, inisial QGH, perempuan berusia 14 tahun warga Kelurahan Banjar, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.
“Dengan semakin banyaknya kasus Covid-19 pada kelompok usia bayi dan balita serta anak-anak maka masyarakat diharapkan untuk lebih waspada terhadap penularan penyakit tersebut, karena kelompok usia ini rentan terhadap penularan penyakit,” tandas Gita Ariadi.
“Orang tua harus lebih perhatian terhadap kesehatan bayi dan balitanya serta tidak membawa mereka keluar rumah tanpa pengawasan dan berkumpul di tempat-tempat keramaian,” sambung Sekda NTB itu. (red)