KORANNTB.com – NTB memiliki ambisi untuk membangun rel kereta api. Moda transportasi darat ini akan terhubung dari Tano Sumbawa hingga Sape, Kabupaten Bima dengan jarak diperkirakan lebih dari 500 kilometer.

Survei akan dilakukan pada 2021 mendatang. Apalagi jarak lebih dari 500 kilometer, maka kereta api datang terbangun.

“Mengapa kita butuh, karena kalau jarak tempuh 500 kilometer kereta api layak (dibangun). Kalau di bawah 500 kilometer cukup transportasi darat,” kata Kepala Dinas Perhubungan NTB, Lalu Bayu Windya, belum lama ini.

Pembangunan rel kereta api tersebut selaras dengan kebijakan pemerintah pusat yang mendorong transportasi kereta api berdiri, dengan bekerjasama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk efisiensi transportasi di wilayah-wilayah tertentu di Indonesia.

“Untuk efisiensi transportasi. Rencananya dari Tano ke Sape,” ujarnya.

Pada 2021 mendatang NTB mulai melakukan survei kelayakan untuk dibangunnya “ular besi” ini. “Tahun depan kita survei, kumpulkan data dulu. Ada visi gambaran kita untuk ke sana,” katanya.

Ambisi NTB untuk membangun daerah lebih modern memang terus terdengar. Sebelumnya NTB juga memiliki rencana membangun jembatan penghubung Lombok – Sumbawa.

Namun, mimpi membangun jembatan penghubung tersebut tertunda dengan alasan berubahnya pola anggaran saat pandemi COVID-19. Imbasnya, pembangunan yang rencananya menggandeng investor Korea dengan anggaran sekitar Rp16 triliun masih harus dikubur.

Jauh sebelumnya, rencana pembangunan jembatan juga terkesan tidak serius. Bagaimana tidak, feasibility study (FS) atau uji kelayakan pembangunan justru tidak dianggarkan. Pada APBD 2020 tidak ada pembiayaan untuk uji kelayakan.

Begitu juga dengan rencana membangun cable car atau kereta gantung di Rinjani. Investor China yang mendapat lampu hijau proyek tersebut justru tidak kunjung kembali ke NTB. Padahal Pemprov telah memberikan izin membangun kereta gantung dari kawasan Taman Hutan Rakyat (Tahura) Karang Sidemen Lombok Tengah menuju Danau Segare Anak di puncak Rinjani.

Tampak ambisi NTB soal pembangunan hanya nyaring terdengar di awal. Namun kembali redup setalah lama berselang. Banyak mimpi Pemda yang diceritakan tanpa realisasi kongkrit. (red)

Foto: Unsplash