KORANNTB.com – Siapa yang tidak mengenal sosok ulama besar Syekh Ali Jaber. Ulama kelahiran Madinah 3 Februari 1976 ini bernama asli Ali Saleh Mohammed Ali Jaber. Namanya kini tersohor seantero negeri dan dipandang sebagai ulama karismatik.

Namun uniknya, Syekh Ali Jaber begitu dekat dengan Lombok. Bahkan saat berkunjung ke Lombok semasa Kapolda NTB dipimpin Umar Septono, Syekh Ali Jaber menyebut Lombok sebagai tempat asalnya.

Ya itu karena Syekh Ali Jaber berdakwah pertama kali di Lombok. Dari Lombok ia menjadi ulama tersohor hingga saat ini.

Syekh Ali Jaber awalnya mengenal Lombok saat menikah dengan Umi Nadia, warga Lombok yang tinggal di Madinah. Ia dikaruniai seorang anak bernama Fahad Ali Jaber.

Selama berada di Lombok, ia menjadi imam besar sekaligus khotib di Masjid Agung Al-Muttaqin. Ia kemudian menjadi guru Tahfiz di Islamic Center di Mataram.

Selepas berdakwah di Lombok, ia kemudian mengunjungi Jakarta. Ia menggelar salat magrib di masjid Sunda Kelapa.

Saat melantunkan ayat suci Al-Quran, orang mendengar suaranya cukup merdu. Itu membuat pengurus masjid tertarik memintanya menjadi imam salat tarawih karena saat itu mendekati bulan ramadhan. Ia kemudian mengambil amanah tersebut.

Dari sana karir berdakwahnya mulai dikenal masyarakat ibu kota. Pada tahun 2012 ia resmi mendapatkan kewarganegaraan Indonesia yang langsung dianugerahkan oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono kala itu. Karir dakwahnya terus memuncak.

Kasus Penusukan

Pada 13 September 2020 Syekh Ali Jaber ditusuk oleh orang tak dikenal di bagian lengan kanan. Ia mengalami luka robek. Penusukan terjadi saat ia berceramah di Masjid Falahuddin, Sukajaya, Bandar Lampung. Pelaku penusukan adalah Alfin Andrian (24 tahun) yang berhasil diamankan.

Datang ke Lombok

Syekh Ali Jaber kembali mengunjungi Lombok beberapa hari yang lalu. Ia berkumpul bersama keluarga dan kerabatnya. Meskipun lahir di Madinah, ia menganggap Lombok sebagai tempat asalnya. (red)

Foto: Syekh Ali Jaber/istimewa