KORANNTB.com – Kondisi iklim di Nusa Tenggara Barat (NTB) membuka potensi terjadinya bencana hidrometeorologi. Bencana tersebut adalah bencana yang dampaknya dipicu kondisi cuaca dan iklim dengan berbagai parameternya.

Forecaster on Duty BMKG Stasiun Klimatologi Lombok Barat, Restu Patria Megantara, menjelaskan curah hujan di NTB pada dasarian III Februari 2021 secara umum berada pada kategori menengah (51 – 150 mm per dasarian) hingga tinggi (151 – 400 mm per dasarian).

Sebaran curah hujan kategori menengah secara umum tersebar hampir di seluruh wilayah Provinsi NTB. Sedangkan curah hujan dengan kategori tinggi terjadi di Kabupaten Lombok Utara, sebagian Kabupaten Lombok Timur bagian utara, Kabupaten Lombok Barat bagian selatan, wilayah Kabupaten Sumbawa bagian barat, serta sebagian kecil Kabupaten Dompu dan Bima.

“Curah hujan tertinggi terjadi pada pos hujan Hu’u di Kabupaten Dompu, dengan jumlah curah hujan 391 mm/dasarian. Sifat hujan pada dasarian III Februari 2021 didominasi oleh Atas Normal (AN) yang terjadi merata di seluruh wilayah Provinsi NTB,” katanya, Minggu, 28 Februari 2021.

Sementara, Forecaster on Duty Ni Made Adi, menjelaskan indeks ENSO di NTB saat ini masih menunjukkan kondisi La Nina, dan diprediksi masih bertahan hingga bulan Mei 2021.

“Indeks dipole mode saat ini berada pada kategori netral dan diprediksi akan tetap Netral hingga Mei 2021. Saat ini, angin baratan secara umum mendominasi wilayah Indonesia,” jelasnya.

Pergerakan Madden Julian Oscillation (MJO) saat ini terpantau aktif di Benua Maritim dan diprakirakan akan tetap aktif hingga dasarian I Maret 2021. Masih dominannya angin baratan  di wilayah Indonesia termasuk NTB, mengakibatkan peningkatan curah hujan hingga Maret 2021.

MJO merupakan fenomena di atmosfer yang mengindikasikan pergerakan sistem konvektifitas udara skala besar. MJO berkontribusi signifikan terhadap pembentukan awan hujan.

Bencana Hidrometeorologi

BMKG meminta masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi di NTB saat-saat ini.

Masyarakat diimbau agar meningkatkan kewaspadaan terhadap terjadinya perubahan cuaca secara tiba-tiba seperti adanya potensi hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang serta dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang serta gelombang tinggi.

Jenis bencana hidrometeorologi sebagai berikut:

1. Banjir (saat musim hujan) atau kekeringan (saat musim kemarau)

2. Tanah longsor

3. Genangan

4. Banjir bandang

5. Angin kencang

6. Pohon tumbang

7. Petir atau kilat, dan

8. Gelombang tinggi. (red)

Foto: ilustrasi gelombang tinggi (Pexels)