KORANNTB.com – Pandemi COVID-19 di Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Alih-alih kembali ke kehidupan normal, pemerintah telah memberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa dan Bali. Itu berlaku mulai 3 Juli hingga 20 Juli 2021 mendatang.

Seluruh kegiatan masyarakat akan dibatasi. Jawa dan Bali menerapkan 100 persen work from home atau WFH. Begitu juga dengan kegiatan ekonomi masyarakat.

NTB tidak ketinggalan. Meskipun tidak memberlakukan PPKM Darurat seperti Jawa-Bali, namun NTB memberlakukan PPKM dilakukan berbasis mikro. Bedanya, NTB hanya  menetapkan 50 persen WFH dan 50 persen WFO (work from office).

Itu semua dilakukan pemerintah pusat dan pemerintah daerah sebagai bentuk ikhtiar dalam mengendalikan pandemi. Karena, hukum tertinggi adalah keselamatan bagi masyarakat.

Tidak hanya pemerintah, setiap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) turut andil dalam membantu pemerintah menanggulangi pandemi COVID-19.

PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT PELNI (Persero) tidak ketinggalan dalam mengatasi dampak COVID-19 yang belum kunjung usai ini. Sebagai perusahaan pelayaran milik negara Indonesia ini, PT. PELNI memiliki komitmen mengoperasikan armada kapal penumpang, kapal ferry cepat dan armada kapal barang dengan menggunakan standar kesehatan atau protokol COVID-19.

Selama masa pandemi, PELNI menerapkan protokol penanganan penumpang kapal. Di antaranya PELNI cukup serius mencegah penyebaran COVID-19 dengan cara melengkapi alat pelindung diri (APD) kepada setiap petugas loket dan petugas cabang yang melayani penjualan tiket. APD berupa masker dan sarung tangan.

Sebelum masuk di loket penjualan tiket, PELNI telah menyiapkan tempat mencuci tangan dilengkapi sabun. Calon penumpang atau pengunjung wajib membersihkan tangan dengan sabun sebelum masuk. Tentunya pengunjung diwajibkan menggunakan masker.

Tidak cukup di situ, pemeriksaan suhu dengan thermo gun juga dilakukan sebelum masuk loket. Itu menjadi standar wajib diberlakukan PELNI tanpa kompromi. Itu sebagai komitmen PELNI dalam mencegah penularan COVID-19.

Jika suhu tubuh calon penumpang atau pengunjung menunjukkan gejala terkena COVID-19 atau melebihi ketentuan suhu (37.5o C), maka penumpang tidak diizinkan masuk dan diminta untuk terlebih dahulu memeriksa kesehatan mereka secara mandiri.

Tidak hanya itu, masyarakat juga diwajibkan untuk menjaga jarak atau physical distancing. Sehingga betul-betul aman dari penularan COVID-19.

Sebelumnya, PELNI juga telah mewajibkan masyarakat atau penumpang membawa dokumen kesehatan bebas COVID-19. Itu sebagai sebuah keharusan sebelum berlayar.

Peran PELNI saat PPKM Darurat

Saat PPKM Darurat Jawa-Bali, PELNI mengeluarkan kebijakan pembatasan akses penjualan tiket kapal. Penjualan hanya dapat dilakukan melalui loket kantor cabang dan dilakukan secara non-tunai.

Penjualan tiket kapal yang sebelumnya dapat melakukan channel online hingga travel agent dihentikan sementara. Itu akan kembali normal usai PPKM Darurat.

“Sentralisasi penjualan tiket melalui loket kantor cabang akan dimulai pada 3 Juli 2021,” ujar Pjs. Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT PELNI Opik Taufik, disadur dari pelni.co.id.

Penumpang yang akan berpergian dari dan ke Pulau Jawa dan Bali harus menyertakan hasil negatif tes PCR dengan masa berlaku 2×24 jam atau hasil rapid test antigen yang berlaku 1×24 jam.

Opik juga menambahkan, selama PPKM Darurat, para penumpang wajib menunjukkan sertifikat vaksinasi minimal dosis pertama sebagai pelengkap dokumen perjalanan.

Menariknya, PELNI saat ini sedang mengupayakan agar penumpang dapat dilakukan vaksinasi secara cuma-cuma. Itu untuk pelanggan yang belum menerima dosis pertama.

Dilengkapi Fasilitas GeNose C-19

PELNI lagi-lagi menunjukkan keseriusan dalam menekan angka COVID-19. Kali ini 26 kapal penumpang PELNI telah dilengkapi fasilitas GeNose C-19.

Sebagai informasi, GeNose C-19 adalah alat untuk mendeteksi infeksi COVID-19 melalui embusan napas. 2-3 menit alat tersebut dapat mendeteksi COVID-19.

“Fasilitas ini juga dapat dipergunakan oleh penumpang kapal untuk melakukan screening kesehatan yang tiba-tiba memiliki gejala tertentu selama pelayaran. Silakan menghubungi petugas kesehatan kapal untuk melakukan tes GeNose C-19,” ujar Opik.

Kebersihan kapal juga menjadi prioritas utama. Para kru kapal akan rutin melakukan penyemprotan disinfektan dan melakukan bersih-bersih dalam kapal hingga setiap kamar.

Sebagai BUMN yang telah mengoperasikan sebanyak 26 kapal penumpang dan menyinggahi 76 pelabuhan serta melayani 1.058 ruas, PELNI menunjukkan keseriusan menyelamatkan penumpang saat berlayar dan juga terhindar dari COVID-19.

Upaya PELNI Dalam Pemulihan Ekonomi Nasional

Sebagai perusahaan pelayaran negara, PELNI juga mengoperasikan 9 trayek tol laut serta 1 trayek khusus untuk angkutan ternak.

Kala pandemi yang berdampak pada segala sektor, termasuk sektor ekonomi masyarakat, PELNI terus berupaya membantu pemerintah dalam memulihkan ekonomi nasional.

PELNI telah berhasil memecahkan rekor mengangkut 56 kontainer beras menuju daerah 3TP (tertinggal, terluar, terdepan dan perbatasan). Sebanyak 56 kontainer beras unggulan dari Marauke diangkut menuju wilayah Papua dan Papua Barat. Itu tentunya akan mengatasi dan mencegah kelangkaan pangan di saat pandemi sekarang ini.

Peran PELNI dalam menstabilkan kebutuhan pokok sebagai bagian dari peran dalam memulihkan ekonomi nasional. Di satu sisi, masyarakat Papua dan Papua Barat terhindar dari kelangkaan pangan, di sisi lain membantu masyarakat Marauke memulihkan ekonomi dengan mendistribusikan komoditas unggulan mereka.

Sebelumnya, selama masa peniadaan mudik lalu, PELNI mengalihkan fungsi kapal untuk digunakan mengangkut muatan logistik, obat-obatan dan peralatan medis, juga barang esensial yang dibutuhkan daerah. Kontribusi terus dilakukan PELNI saat Indonesia dilanda pandemi yang entah diketahui pasti kapan berakhirnya.

Bicara soal kegiatan bakti sosial, tentu selalu dilakukan PELNI. Mulai dari menyantuni anak yatim saat Ramadan, memberikan bantuan sembako di daerah bencana, dan bantuan lainnya untuk masyarakat yang membutuhkan.

Paling strategis dalam upaya memulihkan ekonomi nasional yang dilakukan PELNI adalah usaha PELNI dalam mengajak Pemda menggenjot komoditas unggulan daerah melalui muatan balik tol laut.

Sehingga, UMKM di daerah akan dapat membuka dan memperluas pangsa pasar komoditas unggulan mereka.

PELNI betul-betul sadar, bahwa selama pandemi, UMKM sangat terpuruk. PELNI mengajak UMKM di setiap daerah kembali bangkit dengan menggenjot distribusi komiditas unggulan mereka.

Seluruh kegiatan tersebut adalah peran PELNI dalam mengatasi dampak COVID-19 dan upaya pemulihan ekonomi nasional. Itu bagian dari ikhtiar PELNI mengabdikan diri untuk Indonesia.

(Satria Zulfikar R)