KORANNTB.com – Janji Gubernur NTB untuk menyelesaikan sengkarut pengangkatan pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi NTB periode 2020-2025 ditagih.

M. Jamiluddin, seorang calon pimpinan Baznas NTB yang telah diberikan rekomendasi Baznas RI, menagih janji Gubernur Zulkieflimansyah untuk menyelesaikan persolan Baznas NTB.

“Waktu saya dipanggil Pak Gubernur, Pak Gubernur tahu masalah ini, dan sebelumnya beliau bilang akan memasukkan kembali nama kami,” katanya saat ditemui, Rabu, 28 Juli 2021.

Jamiluddin sebelumnya bersama Subhan telah lolos seleksi calon pimpinan Baznas NTB dan mengantongi rekomendasi Baznas RI untuk diangkat menjadi komisioner Baznas NTB. Namun belakangan justru nama mereka diganti oleh dua nama yang sebelumnya tidak lolos seleksi Baznas RI.

Jamiluddin merasa sangat terzolimi dari penentuan pimpinan Baznas NTB. Dia merasa tes yang dilakukan  Baznas hingga membuat dia berhasil mendapatkan rekomendasi, tidak ada artinya setelah muncul SK yang menghilangkan namanya.

Mereka melakukan protes ke Gubernur NTB. Bahkan, Gubernur berjanji akan memanggil lima Komisioner Baznas NTB yang terpilih saat ini, untuk menyelesaikan persolan tersebut.

“Setelah itu, Pak Gub janji akan menyelesaikan masalah ini dengan memanggil komisioner Baznas yang saat ini menjabat. Berhubung saat itu awal PPKM, Pak Gub janji setelah PPKM akan panggil,” ujar Jamiluddin.

Jamiluddin menagih janji Gubernur untuk menyelesaikan persoalan ini. Kondisi PPKM sudah seharusnya bukan menjadi penghalang dalam menyelesaikan persoalan tersebut.

“Tetapi tadi saya dapat informasi bahwa Pak Gub belum urus soal Baznas ini, dengan alasan fokus ke masalah Covid. Sedangkan masalah selain Covid tetap diselesaikan. Tetapi masalah Baznas ini tidak diselesaikan,” katanya.

Ia meminta Gubernur NTB tidak membuat alot persoalan tersebut. Jamiluddin menagih janji Gubernur agar menyelesaikan persoalan tersebut secepatnya.

Pengangkatan Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi NTB periode 2020-2025 masih menuai pro dan kontra.

Dua dari lima nama yang telah dilantik menjadi sorotan. Pasalnya, dua nama tersebut tidak sesuai dengan rekomendasi Baznas RI.

Dua nama tersebut adalah Muhammad Said dan Maad Umar. Nama mereka tidak masuk dalam rekomendasi pengangkatan komisioner oleh Baznas RI.

Lima nama yang direkomendasikan Baznas RI untuk menjabat pimpinan Baznas Provinsi NTB periode 2020-2025 adalah TGH. Munajib Kholid, Subhan, Abduh Hakim, L. Pattimura Farhan dan M. Jamiluddin.

Namun, melalui SK Gubernur NTB Nomor 400-315, nama Subhan dan Jamiluddin justru diganti dengan nama Muhammad Said dan Maad Umar.

Baznas RI juga telah mengeluarkan surat kepada Gubernur NTB tentang dua nama di luar usulan Baznas tersebut.

Dalam surat Baznas RI Nomor: 365/ANG/BAZNAS/IV/2020, Baznas tidak memberi pertimbangan kepada Muhammad Said lantaran yang bersangkutan berstatus PNS dan harus diberhentikan sementara sebagaimana diatur dalam undang-undang.

Saat diwawancarai Baznas RI, membutuhkan lebih kurang satu bulan untuk mendapatkan SK pemberhentian sementara PNS. Sementara masa kerja Baznas NTB periode sebelumnya berakhir 26 Maret 2020. Waktu yang cukup singkat.

Kemudian, yang bersangkutan juga jarang aktif selama menjadi pimpinan Baznas NTB periode 2015-2020.

Sementara, nama Maad Umar tidak direkomendasikan Baznas RI lantaran memperoleh nilai 7 dari 10 orang berdasarkan hasil wawancara Baznas. Peringkat tersebut tentu cukup rendah dari lima calon yang direkomendasikan Baznas.

Namun entah mengapa, dua nama tersebut justru menjadi pimpinan Baznas, padahal sama sekali tidak mendapatkan rekomendasi Baznas RI.

Dalam penelusuran media ini, dua nama yang masuk menjadi pimpinan tanpa rekomendasi Baznas berasal dari salah satu Ormas di Lombok. Patut diduga persoalan pergantian pimpinan Baznas NTB mengalami dinamika alot dari berbagai kepentingan.

Apakah Gubernur tersandera beragam kepentingan dalam proses penetapan pimpinan Baznas NTB? (red)