Insiden di Kotaraja Lombok Timur, Polisi Diminta Transparan
KORANNTB.com – Dua warga Desa Kotaraja, Kecamatan Sikur, Lombok Timur diduga terkena peluru karet aparat Polres Lombok Timur.
Mereka dirawat di Puskesmas Kotaraja akibat tembakan yang dilontarkan polisi. Dua warga tersebut adalah M Kadri Ramdan (18), mengalami luka di pelipis kepala di atas telinga dan Lalu Hasbi (25) di paha.
Namun, Kapolres Lombok Timur AKBP Herman Suriyono membantah bahwa polisi melakukan penembakan. Menurutnya, korban diduga jatuh saat berlari dan kepalanya terbentur benda tumpul.
“Terkait pemberitaan yang sudah dikeluarkan, yang mengatakan polisi melepaskan tembakan ke warga dan Brimob yang melakukannya itu tidak benar, tidak sesuai fakta di lapangan,” katanya belum lama ini.
Koalisi Bumi Gora untuk Keadilan yang terdiri dari LPW NTB, LARD NTB, LKB HMI, PBH Mangandar, KMH, AMPAN, KPS dan Imahunggarapa, mengeluarkan pernyataan sikap terhadap insiden di Kotaraja.
Mereka menyayangkan pernyataan Kapolres Lombok Timur yang membantah korban terkena tembakan.
“Pernyataan tersebut dapat melukai
perasaan masyarakat Lombok Timur khususnya warga Kotaraja yang ikut
menyaksikan peristiwa penembakan yang diduga dilakukan oleh beberapa anggota Polres Lombok Timur ke arah warga yang sedang berkumpul,” bunyi keterangan pers yang dikeluarkan, Jumat, 12 November 2021.
Insiden tersebut terjadi pada Senin, 8 November 2021, sekitar pukul 22.30 Wita. Saat itu warga berkerumun untuk menyaksikan proses rekonsiliasi antara Haji Alawi dan TGH Muslihin di depan rumah TGH Muslihin di Dusun Marang Selatan.
Sehari setelahnya, Kapolres Lombok Timur mengunjungi korban dan meminta maaf kepada keluarga korban. Dia akan menanggung biaya pengobatan dan akan melakukan pemeriksaan internal soal insiden tersebut.
Perwakilan Koalisi Bumi Gora untuk Keadilan, Yan Mangandar, mengatakan Kapolres Lombok Timur tidak seharusnya membuat pernyataan menyimpulkan penyebab jatuhnya dua korban sebelum adanya hasil pemeriksaan internal kepolisian.
Pernyataan Kapolres yang menyimpulkan korban terluka akibat benda tumpul karena terjatuh, dinilai melukai perasaan korban dan warga yang menyaksikan langsung penembakan terjadi.
“Besar harapan Bapak Kapolres atau pihak mana pun di institusi kepolisian agar tidak lagi mengeluarkan pernyataan sebelum adanya pernyataan resmi hasil pemeriksaan internal, apalagi kalo pernyataan tersebut dapat menyakiti perasaan masyarakat dan korban,” katanya.
Yan yang mewakili koalisi meminta agar insiden tersebut dapat diusut tuntas oleh Polda NTB secara transparan, dengan dukungan dari Mabes Polri dan Kompolnas.
“Namun apabila selama proses pemeriksaan secara internal berjalan tidak terbuka apalagi ada upaya mengabaikan fakta yang sebenarnya dan kasus ini ditutup, maka koalisi bersama masyarakat akan terus mendorong Institusi POLRI dan meminta dukungan kepada Komisi Komnas HAM dan Komisi, KPAI, LPSK serta instansi/lembaga lainnya,” ujarnya. (red)