KORANNTB.com – Asia Telent Cup dan WorldSBK di Sirkuit Mandalika telah usai. Para penonton dari berbagai negara dan daerah di Indonesia, langsung menyerbu destinasi wisata di Lombok.

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, jadi salah satu destinasi yang paling banyak dikunjungi. Selain karena dekat dengan Sirkuit Mandalika, juga memiliki deretan pantai yang indah.

Namun, para wisatawan mendapatkan kesan kurang baik saat berwisata di sana. Para pedagang bracelet dan sovenir di sana terkesan memaksa wisatawan membeli dagangannya.

Meskipun wisatawan menolak untuk membeli, para pedagang terus membujuk sehingga membuat wisatawan jenuh dan bosan berada di sana.

Bahkan, hal serupa dialami pembalap WorldSBK dari Aruba.it Ducati, Scott Redding. Pengalaman tersebut ditulis di Instagram miliknya saat dia membagikan uang pada seorang pedagang cilik, karena tidak memaksanya untuk membeli dagangannya.

“Kemudian, dia (pedagang cilik) tidak terus menekan saya untuk membeli gelang seperti kebanyakan orang yang mencoba menjual sesuatu. Sebagai gantinya dia memulai percakapan dan kami sekolah, dan dia sangat menikmati dan menganggap sekolah itu menyenangkan,” tulis Scott.

Keluhan juga dialami banyak pengunjung di sana. Mereka terus dipaksa untuk membeli gelang yang dijual.

Ketua Sahabat Pariwisata Nusantara, Rudi Lombok, mengatakan pemaksaan membeli sesuatu di sekitar Mandalika sudah terjadi bertahun-tahun lamanya. Bahkan dirinya pernah mengalami.

“Itu sudah lama terjadi. Saya juga pernah mengalami hal serupa. Terlalu dipaksakan untuk membeli,” katanya.

Rudi yang juga memiliki jasa travel ini selalu mengingatkan tamunya untuk memaklumi kejadian yang akan mereka alami.

“Jadi tamu saya sudah saya kabari sebelum sampai ke sana. Jangan pernah tawarkan barang yang dijual kalau tidak berniat untuk membeli,” ujarnya.

Itu untuk menghindari terjadinya pemaksaan kepada para wisatawan yang datang berlibur.

Rudi juga meminta Dinas Pariwisata untuk melakukan pembinaan terhadap SDM pedagang di sekitar KEK Mandalika. Jika terus dibiarkan seperti ini, akan menjadi kesan buruk terhadap pariwisata Lombok.

“Seharusnya Dinas Pariwisata turun tangan untuk melakukan pembinaan. Ini tugas mereka, tapi sampai sekarang masalah itu terus terjadi,” ujarnya.

Sementara, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB, Ari Garmono, mengatakan pekan depan akan melakukan Focus Group Discussion (FGD) persiapan MotoGP Mandalika.

Permasalahan tersebut akan menjadi bahan diskusi sekaligus mencari solusi.

“Kebetulan Minggu depan kita buat FGD persiapan event motogp 2022. Di dalamnya ada evaluasi WSBK yang melibatkan pelaku wisata di Lombok Tengah. Nanti soal itu jadi bahan evaluasi kami,” katanya.

Bahkan dirinya sendiri pernah mengalami pemaksaan untuk membeli sovenir di Mandalika. “Iya saya juga dengar dan ngalamin sendiri,” ujarnya.

Permasalahan dan keluhan yang dialami wisatawan harus disikapi serius semua pihak, untuk membangkitkan gairah berwisata ke Lombok. (red)