Tarif Sewa Mobil Naik Jelang MotoGP Mandalika
KORANNTB.com – Maraknya transaksi sewa kendaraan menjelang MotoGP Mandalika dengan tarif di atas normal, membawa kesan buruk terhadap pariwisata di NTB ke depannya.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTB, Lalu Moh. Faozal, mengatakan sudah mendengar banyak laporan terjadinya transaksi kendaraan di atas tarif yang wajar.
“Transaksi sewa yang sulit kita kontrol. Bisa jadi itu tanda bendera (perusahaan) itu sangat merugikan,” katanya, Kamis, 3 Februari 2022 di Mataram.
Praktek menaikan tarif kendaraan di atas harga normal diduga dimainkan para calo menjelang MotoGP Mandalika untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Itu pula terjadi dengan tarif kamar hotel yang naik berkali-kali lipat.
Faozal mengingatkan agar jika itu terus terjadi, maka akan berdampak buruk terhadap pariwisata NTB, baik saat maupun setelah MotoGP.
“Bisa jadi penonton memilih (tinggal) di Bali, karena besok selama event ada pesawat dari Bali ke Lombok. Jangan sampai hanya mengejar keuntungan tapi lupa dampak selanjutnya,” ujarnya.
Ke depan, Dishub NTB akan menggandeng kepolisian untuk menelusuri kebenaran para calo kendaraan yang menaikan tarif sesuka hati.
“Kalau bisnis rumahan punya satu mobil enggak bisa kita kontrol. Pada saat nanti coba kita lakukan pengecekan praktek ini. Kita ajak polisi,” katanya.
Dishub NTB memang telah menyiapkan 278 shuttle bus di enam titik strategis menjemput penonton MotoGP dengan skema gratis dengan syarat memiliki tiket MotoGP. Kemudian akan ditambah dengan angkutan sewa khusus dan sewa umum.
Namun itu semua masih kurang jika estimasi penonton yang diizinkan pemerintah berjumlah 65 ribu. Bahkan baru-baru ini presiden telah menyetujui penambahan jumlah penonton menjadi 100 ribu.
Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Provinsi NTB, Junaidi Kasum, mengatakan jika naik di atas angka yang wajar, maka sudah semestinya pemerintah ambil tindakan dengan menekankan pada tarif yang sesuai regulasi.
Namun jika terjadi kenaikan akibat adanya kendaraan luar yang datang ke Lombok untuk transportasi penonton, maka kenaikan dianggap hal wajar mengingat biaya penyeberangan kendaraan maupun bahan bakar.
“Kalau memang masih dalam batas kewajaran menghitung penyeberangan, BBM berapa kali dipakai, terus driver yang datang, itu masih wajar,” ujarnya.
Dia mengatakan, saat MotoGP digelar di Sepang Malaysia juga mengalami kenaikan tarif hotel dan transportasi. Tidak berbeda dengan di Lombok.
“Di Sepang juga naik. Transportasi dan hotel naik juga saat MotoGP. Tapi karena sudah sering event, jadi dianggap biasa. Kita ini karena barang baru,” ujarnya. (red)