Hujan Bulan Juni, Puisi Legendaris Sang Guru Besar
KORANNTB.com – Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan juni
Dirahasiakan rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Petikan puisi di atas merupakan karya Sapardi Djoko Damono berjudul “Hujan Bulan Juni” yang diciptakan pada 1989. Puisi legendaris tersebut populer pada masanya, dan kini masih akrab didengar di telinga para seniman dan sastrawan.
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan juni
Dirahasiakan rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan di bulan Juni
Dihapuskan jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan juni
Dibiarkan yang tak terucapkan
Diserap akan pohon bunga itu
Sapardi Djoko Damono merupakan sastrawan sekaligus Guru Besar pada Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Dia wafat pada 19 Juli 2020.
“Hujan Bulan Juni” merupakan puisi yang kemudian diadaptasi menjadi sebuah novel dengan judul yang sama.
Novel tersebut kemudian diangkat pada sebuah film dengan judul yang sama pada 2017. Drama tersebut dapat disaksikan di Netflix.
Disadur dari kompas.com, berdasarkan Analisis Struktur Batin Puisi “Hujan Bulan Juni” (2020) oleh Astriani Indah Pratiwi dan kawan-kawan, puisi tersebut memiliki makna yang cukup dalam, menggambarkan penantian seseorang yang hanya dengan modal kekuatan doa, sabar dan ikhlas.
Penantian tersebut berbuah manis saat semesta menyatukan kekuatan cinta seseorang tersebut.
Puisi legendaris tersebut juga dijadikan sebuah lagu yang begitu syahdu, dinyanyikan oleh Ari Reda. (red)