KORANNTB.com – Perubahan iklim yang terjadi di Indonesia saat ini berdampak terhadap nelayan di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Itu disampaikan Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Lombok Timur, Dedy Sopian, di Forum Diskusi Kenelayanan Perikananan dan Kelautan kerjasama Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) dan KNTI.

Dedy meminta pemerintah bertindak serius terhadap perubahan iklim, karena nasib nelayan terpengaruh kondisi tersebut.

“Pemerintah baik pusat maupun daerah harus sudah serius melihat isu perubahan iklim ini karena sangat berdampak sekali, bukan hanya di masalah ekologi tetapi juga berdampak sekali terhadap stok pangan yang di suplai nelayan,” katanya.

Dia juga menyinggung soal perlindungan sosial bagi nelayan pembudidaya ikan dan petambak garam. Dia mengatakan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan Sosial Bagi Nelayan Pembudidaya Ikan dan Petambak Garam. Dia meminta UU tersebut lebih kongkrit di daerah dengan mengeluarkan Perda.

”Nelayan kecelakaan di laut, perahunya rusak, jaringnya hilang itu gak ada yang memastikan siapa yang menggantinya,” ujarnya.

Salam forum diskusi tersebut, hadir Equitable Livelihoods Team | Fisheries and Aquaculture Division, Lena Westlund mewakili FAO.

Dia menjelaskan, masukan dalam diskusi tersebut akan menjadi atensi FAO.

“Apa yang menjadi saran dan masukkan dari nelayan tradisional ini akan menjadi masukkan yang bagus dan akan di atensi oleh FAO,” kata Lena. (red)