KORANNTB.com – Fenomena langit supermoon akan menghiasi langit malam ini 11 Agustus 2022 dan besok. Fenomena supermoon malam ini merupakan fenomena supermoon terakhir di tahun 2022.

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Mataram, Ardhianto Septiadhi, mengatakan supermoon dapat dilihat di Indonesia, termasuk di NTB selama dua hari berturut-turut. Supermoon kali ini dikenal dengan nama Sturgeon Moon.

“Berdasarkan informasi yang kami peroleh Sturgeon Moon supermoon terakhir tahun 2022 ini bisa disaksikan selama dua hari berturut-turut, tepatnya sejak hari Kamis, 11 Agustus 2022, sekitar 20-30 menit sebelum matahari terbenam hingga Jumat, 12 Agustus 2022, sekitar 10-20 menit setelah matahari terbit,” katanya.

Ardhianto menjelaskan supermoon adalah bulan purnama terjadi saat bulan berada di titik terdekatnya dengan bumi, atau dikenal sebagai perigee selama orbit.

“Supermoon ini dapat disaksikan di seluruh Indonesia dengan mata telanjang,” ujarnya.

Supermoon kali ini lebih istimewa, karena 16 persen lebih terang dari bulan purnama biasanya.

“Mengapa supermoon kali istimewa dikarenakan supermoon muncul lebih besar dan 16 persen lebih terang di langit daripada bulan purnama biasanya. Supermoon ini juga terlihat disaat masih ada matahari di atas horizon,” ujarnya.

Air Pasang

Fenomena supermoon mengakibatkan gravitasi bulan lebih kuat, sehingga dapat mengakibatkan air pasang. Saat terjadi supermoon, masyarakat terutama di pesisir pantai diimbau untuk mewaspadai banjir rob.

“Dampak supermoon dapat terjadi titik pasang maksimal air laut dan masyarakat perlu waspada terhadap kenaikan muka air laut utamanya bagi masyarakat yang bermukim di sekitar bibir pantai,” katanya

Gempa

Ardhianto juga menjelaskan, belum ada dampak secara signifikan fenomena supermoon dan gempa bumi. Pada Juli lalu saat terjadi supermoon, aktivitas gempa di NTB tidak meningkat signifikan.

“Kaitannya dengan dampak kegempaan di Provinsi NTB belum ada aktivitas signifikan yang diakibatkan oleh supermoon ini. Seperti kejadian supermoon sebelumnya juga tidak terjadi kenaikan signifikan terhadap kejadian gempa bumi,” ujarnya. (red)

(Pexels/Francesco Ungaro)