KORANNTB.com – Sebagai bentuk kritik terhadap jalan yang rusak, belasan mahasiswa di Bima, Nusa Tenggara Barat melakukan aksi menanam pohon pisang di jalan berlubang, Selasa, 16 Agustus 2022.

Jalan penghubung Desa O’o dan Desa Kala, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, sudah rusak sejak lama. Kondisi jalan yang berlubang mengakibatkan rawan kecelakaan.

Uniknya, mahasiswa juga menggantung poster para pejabat di pohon pisang yang mereka tanam di jalan. Mahasiswa mengklaim para pejabat telah berutang janji kepada masyarakat untuk memperbaiki jalan, namun hingga menjelang peringatan kemerdekaan Indonesia, justru jalan belum kunjung diperbaiki.

Para mahasiswa memajang poster Bupati Bima, Wakil Bupati Bima, Ketua DPRD Kabupaten Bima dan sejumlah DPRD Dapil III di tempat jalan berlubang itu.

“Ini cara kami menyambut 77 tahun Indonesia Merdeka. Kita ingin kabarkan pada negara dan masyarakat luas bahwa di saat gegap gempita pemerintah menggelar upacara kenegaraan, di sini masyarakat kami berjibaku dengan tanda-tanda penjajahan,” kata Koordinator Aksi, Murad Fadirah.

Dia mengatakan banyak desa di Kecamatan Donggo mengalami masalah seru. Kapan banyak yang rusak, namun pemerintah tidak kunjung menganggarkan perbaikan jalan.

“Berbagai Desa di Kecamatan Donggo dan Soromandi jalan kewenangan Pemkab Bima, mengalami kerusakan  selama bertahun-tahun,” ujarnya.

Koordinator Umum Aksi, Wahyudin Al-Walid, mengatakan jalan yang rusak sebagai bukti kegagalan pemerataan pembangunan. Ini kontras dengan semangat Presiden Jokowi yang memiliki niat pemerataan pembangunan dimulai dari desa.

“Pemda Bima harus belajar memahami kenyataan bahwa di manapun ada kerusakan jalan selama bertahun-tahun di tanah Bima, di situ mengisyaratkan ada ketidakadilan kebijakan publik,” katanya.

Dia membeberkan besarnya APBD di Kabupaten Bima, kontras dengan sarana transportasi darat yang buruk.

“Kita punya APBD setiap tahun hampir 2 triliun. Namun kondisi jalan seperti ini. Apakah Pemkab harus selalu diingat,” cetusnya. (red)