KORANNTB.com – Pelaksanaan Seminar yang dilaksanakan oleh Balai Pelatihan Pertanian dan Perkebunan NTB (Bapeltanbun) di Hotel Aston Inn Mataram mulai Kamis sampai dengan jumat, 22 – 23 September 2022.

Peserta seminar dari Bappeda Provinsi NTB, Dinas Koperasi UMKM Provinsi NTB, Dinas Perindustrian Provinsi NTB, Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB, Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Timur, Dinas Pertanian Kabupaten Dompu, Dinas Pertanian Kabupaten Bima, Bank NTB Syariah, Bank BRI, dan Bank BNI.

Seminar tersebut mengangkat tema “Penyadaran Akses Pasar Melalui Pendekatan Rantai Nilai (IPDMIP) Kegiatan Diseminasi Informasi Teknis, Sosial, Ekonomi dan Inovasi Pertanian Provinsi NTB.”

Seminar dibuka oleh Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, Dr. Fathul Gani, M. Si, dengan didampingi Kepala Bapeltanbun Provinsi NTB, H. Hendro Yulistiono, M. Si

Dalam arahan Kadis Pertanian Provinsi NTB berharap para peserta dapat memahami bagaimana akses pasar yang tepat dalam memasarkan produksi.  Selain itu Kadis Pertanian menyampaikan bahwa dengan seminar ini dapat menciptakan diskusi yang informatif dan terkelola dengan baik antara dinas terkait, petani dan pihak perbankan. sehingga tercapai penguatan dan peningkatan hubungan petani kecil dengan pasar.

Pangan merupakan segala sesuatu yang berasal dari produk pertanian, baik yang diolah maupun tidak diolah yang bisa dikonsumsi. Sehingga untuk meningkatkan pendapatan petani perlu  memperbaiki pola konsumsi yang lebih baik berdasarkan keragaman produk lokal, meningkatkan nilai sistem pangan lokal , dan meningkatkan diversifikasi produksi bagi petani untuk perbaikan pola konsumsi dan gizi yang lebih baik bagi konsumen.

Pengembangan Bisnis Nutsafir

Dalam seminar tersebut menghadirkan dua pemateri dengan tema yang berbeda. Pemateri pertama adalah Founder and CEO Nutsafir 2012 – sekarang,  Sayuk Wibawati dengan tema “Strategi Pengembangan Bisnis Usaha Kue Kering Nutsafir.”

Sayuk memperkenalkan Nutsafir adalah UMKM yang bergerak di bidang pengelolaan makanan berbahan dasar biji-bijian hasil pertanian lokal di NTB.

Dijelaskan ada sembilan varian kue yang diproduksi Nutsafir dari bahan dasar biji-bijian yang ada di NTB. Aneka rasa dari hasil pertanian di NTB meliputi jagung, lebui, mente, kopi, kelapa kering, melinjo hingga almon.

Dengan brand yang kuat dipadu dengan kualitas dan strategi pemasaran yang tepat, Nutsafir berhasil meraih sejumlah penghargaan.  Mulai dari juara 1 Halal Award 2017 hingga juara 1 nasional Jamkrindo Award 2019.

“Untuk mencapai itu ada strategi pengembangan bisnis yang tepat,” ujarnya.

Ada lima startegi yang digunakan Nutsafir untuk pengembangan bisnis mereka. Pertama, kemasan. Pada setiap produk memiliki kemasan yang berbeda dengan gambar macam-macam destinasi pariwisata di Lombok, alat kesehatan tradisional dan event yang digelar di Lombok.

Founder and CEO Nutsafir 2012 – sekarang,  Sayuk Wibawati

“Kami memakai (kemasan) destinasi wisata, misalnya kami memakai Sirkuit Mandalika. Dahulunya Batu Payung, ada air terjun Tiu Kelep, ada Gendang Beleq. Untuk produk jagung ada Desa Sade,” ujarnya.

Itu bertujuan untuk memperkenalkan pariwisata dan kebudayaan di NTB kepada konsumen Nutsafir yang berasal dari luar daerah.

“Supaya orang membawa Nutsafir sebagai oleh-oleh akan melihat di sana ada kerajinan ini, wisatanya ini. Dengan mendatangkan wisatawan di Lombok akan berdampak pada destinasinya,” katanya.

Perempuan kelahiran Blitar ini mengatakan kemasan adalah strategi untuk memenangkan pasar.

“Kemasan merupakan strategi untuk memenangkan pasar. Awalnya kertas nasi saya gunakan, tapi sangat merepotkan. Kalau ada lebaran kami kasi pita lebaran. Ini memudahkan customer membeli produk kita untuk segala suasana,” jelasnya.

Strategi lainnya adalah bahan baku lokal seperti biji-bijian yang berasal dari NTB. Itu juga memiliki manfaat untuk petani-petani di NTB. Menjual produk dengan bahan dasar dari lokal maka akan menciptakan brand produk tersendiri dan menjadi ketertarikan konsumen.

Nutsafir juga menggunakan tenaga kerja lokal dalam menyajikan produk mereka. Selain itu mesin produksi yang tepat dengan sistem diferensiasi yang didasari pada atribut produk, sistem pengiriman produk, rancangan pemasaran, dan aspek lain.

Strategi pemasaran produk terakhir adalah internet marketing. Nutsafir menggunakan sistem B to C atau langsung menyasar konsumen tanpa harus melalui agen.

“Kita bisa jualan di market place, NTB Mall akan mengurangi biaya distribusi. Misalnya kita membuka agen mereka akan meminta diskon. Jadi bisnis ketemu costumer langsung,” katanya.

Keuntungan strategi pemasaran online ini kata Sayuk adalah langsung dapat berinteraksi dengan costumer. Seperti di Instagram, akan ada indeks pengunjung seperti data pengunjung terbanyak berasal dari mana. Itu bisa dimanfaatkan untuk promosi.

“Misalnya pengunjung Instagram Nutsafir paling besar dari Jawa Barat, jadi kita bisa lakukan promo saat HUT Jawa Barat,” jelasnya.

Dia berpesan agar peserta dapat mengikuti kiat tersebut dalam mengembangkan bisnis dalam mencari rantai nilai yang tepat.

“Kompetitor bisa menjiplak karya kita akan tetapi tidak kreativitas kita,” pesannya.

NTB Mall, Wadah UMKM Lokal

Pemateri berikutnya adalah Supervisor Marketing NTB Mall, Devi Yunitami. Dalam seminar tersebut, Devi mengangkat tema “Strategi dan kualitas pelayanan NTB Mall dalam peningkatan dan penjualan produk UMKM lokal.”

Dijelaskan bahwa NTB Mall lahir merupakan inisiasi dari istri Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah.

“NTB Mall saat itu diinisiasi oleh Ibu Niken,” katanya.

Dijelaskan, NTB Mall merupakan hybrid commerce jual beli secara online dan offline yang berdiri pada tahun 2020. Saat ini kantor NTB Mall berada di Dinas Perdagangan di bawah pengelolaan ICSB NTB dan Dinas Perdagangan NTB. Mewadahi semua pelaku UMKM untuk naik kelas dengan menjual produk mereka secara online dan offline di pasar lokal hingga internasional.

Devi mengatakan NTB Mall menyediakan bar code yang dipasang di masing-masing hotel. Tamu hotel dapat membeli produk UMKM lokal di NTB hanya melalui kamar hotel.

Supervisor Marketing NTB Mall, Devi Yunitami

“Selain itu, NTB Mall juga hadir saat MotoGP kemarin. Ada juga program tiap bulan Live Shopping NTB Mall, kolaborasi sama influencer dan orang-orang yang bisa meningkatkan traffic NTB Mall,” ujarnya.

Semua itu katanya sebagai langkah memperkenalkan NTB Mall di masyarakat luas.

Saat ini katanya, NTB Mall telah menciptakan 25 ribu UKM ber-NIB.

“Selain mengadakan pembinaan UMKM untuk pengembangan, kami menyiapkan UMKM bisa go eksport. Kami membawa produk saat pameran di Jakarta nanti,” ujarnya.

Dia mengatakan, berbagai program tersebut sangat mendukung peningkatan penjualan di NTB Mall.

“Adanya program tersebut sangat mendukung peningkatan dan penjualan. Ketika kita kolaborasi dengan banyak pihak menciptakan berbagai program, dapat meningkatkan penjualan atau omzet,” katanya. (red)