KORANNTB.com – Jika berbicara tentang oleh-oleh jajanan khas Lombok, tentu Nutsafir yang menjadi prioritas tujuan para wisatawan. Bisnis kue kering berbahan biji-bijian menjadi keunggulan Nutsafir.

Nutsafir adalah UMKM yang bergerak di bidang pengelolaan makanan berbahan dasar biji-bijian hasil pertanian lokal di NTB.

Founder and CEO Nutsafir 2012 – sekarang, Sayuk Wibawati menjelaskan ada sembilan varian kue yang diproduksi Nutsafir dari bahan dasar biji-bijian yang ada di NTB. Aneka rasa dari hasil pertanian di NTB meliputi jagung, lebui, mente, kopi, kelapa kering, melinjo hingga almon.

Dengan brand yang kuat dipadu dengan kualitas dan strategi pemasaran yang tepat, Nutsafir berhasil meraih sejumlah penghargaan. Mulai dari juara 1 Halal Award 2017 hingga juara 1 nasional Jamkrindo Award 2019.

“Untuk mencapai itu ada strategi pengembangan bisnis yang tepat,” ujarnya, Kamis, 22 September 2022.

Ada lima startegi yang digunakan Nutsafir untuk pengembangan bisnis mereka. Pertama, kemasan. Pada setiap produk memiliki kemasan yang berbeda dengan gambar macam-macam destinasi pariwisata di Lombok, alat kesehatan tradisional dan event yang digelar di Lombok.

“Kami memakai (kemasan) destinasi wisata, misalnya kami memakai Sirkuit Mandalika. Dahulunya Batu Payung, ada air terjun Tiu Kelep, ada Gendang Beleq. Untuk produk jagung ada Desa Sade,” ujarnya.

Itu bertujuan untuk memperkenalkan pariwisata dan kebudayaan di NTB kepada konsumen Nutsafir yang berasal dari luar daerah.

Founder and CEO Nutsafir 2012 – sekarang,  Sayuk Wibawati

“Supaya orang membawa Nutsafir sebagai oleh-oleh akan melihat di sana ada kerajinan ini, wisatanya ini. Dengan mendatangkan wisatawan di Lombok akan berdampak pada destinasinya,” katanya.

Perempuan kelahiran Blitar ini mengatakan kemasan adalah strategi untuk memenangkan pasar.

“Kemasan merupakan strategi untuk memenangkan pasar. Awalnya kertas nasi saya gunakan, tapi sangat merepotkan. Kalau ada lebaran kami kasi pita lebaran. Ini memudahkan customer membeli produk kita untuk segala suasana,” jelasnya.

Strategi lainnya adalah bahan baku lokal seperti biji-bijian yang berasal dari NTB. Itu juga memiliki manfaat untuk petani-petani di NTB. Menjual produk dengan bahan dasar dari lokal maka akan menciptakan brand produk tersendiri dan menjadi ketertarikan konsumen.

Nutsafir juga menggunakan tenaga kerja lokal dalam menyajikan produk mereka. Selain itu mesin produksi yang tepat dengan sistem diferensiasi yang didasari pada atribut produk, sistem pengiriman produk, rancangan pemasaran, dan aspek lain.

Strategi pemasaran produk terakhir adalah internet marketing. Nutsafir menggunakan sistem B to C atau langsung menyasar konsumen tanpa harus melalui agen.

“Kita bisa jualan di market place, NTB Mall akan mengurangi biaya distribusi. Misalnya kita membuka agen mereka akan meminta diskon. Jadi bisnis ketemu costumer langsung,” katanya.

Keuntungan strategi pemasaran online ini kata Sayuk adalah langsung dapat berinteraksi dengan costumer. Seperti di Instagram, akan ada indeks pengunjung seperti data pengunjung terbanyak berasal dari mana. Itu bisa dimanfaatkan untuk promosi.

“Misalnya pengunjung Instagram Nutsafir paling besar dari Jawa Barat, jadi kita bisa lakukan promo saat HUT Jawa Barat,” jelasnya.

Dia berpesan agar peserta dapat mengikuti kiat tersebut dalam mengembangkan bisnis dalam mencari rantai nilai yang tepat.

“Kompetitor bisa menjiplak karya kita akan tetapi tidak kreativitas kita,” pesannya. (red)