KORANNTB.com – Tak hanya mengedepankan prinsip sustainable business, brand fashion lokal asal Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jaleela, mengupayakan peningkatan perekonomian bagi para penjahit perempuan yang berasal dari kelas ekonomi menengah ke bawah.

Berdiri sejak 2017 lalu, Jaleela hingga kini telah memperkejakan 70 penjahit perempuan, dan terus bertambah setiap tahunnya.

“Harapannya tahun depan bisa menyentuh di atas angka 100 penjahit,” ujar founder Jaleela yang akrab disapa Putri, Sabtu, 24 September 2022.

Dia mengatakan, pemberdayaan para penjahit perempuan lokal di NTB dilakukan sejak awal Jaleela didirikan. Hal ini, kata dia, merupakan salah satu cara agar taraf kehidupan masyarakat meningkat serta pengenalan produk fashion lokal asal Indonesia, terutama NTB untuk lebih dijiwai.

“Para penjahit perempuan ini dominannya merupakan ibu-ibu penjahit rumahan yang memiliki kemampuan menjahit yang baik namun sulit mendapatkan pekerjaan yang layak,” katanya.

Putri mengaku dari tangan ibu-ibu itu, fashion yang dihasilkan mendapatkan minat di masyarakat internasional.

“Dan juga harapannya agar mereka turut mengharumkan nama Indonesia, terutama NTB, bagaimana sih produk lokal yang handmade detail serta keunikan yang menonjol itu di mata dunia,” katanya.

Keterampilan para penjahit ini kemudian dipadupadankan dengan pelatihan serta kesesuaian standar produk Jaleela, menjadikan Jaleela tidak hanya dapat memembus pasar nasional namun juga Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, Brunei, China, dan Taiwan, bahkan pasar Eropa.

Jaleela juga memiliki visi dan misi ke depan untuk menjadi industri fashion yang bisa membuka lapangan pekerja bagi seluruh kalangan penjahit di NTB.

Para penjahit pun tidak hanya diberikan kesempatan bekerja dan berkarya, namun diberikan pelatihan dan peningkatan skill menjahit.

“Kami diberikan kesempatan bekerja, pelatihan juga peningkatan keterampilan” ujar Eka (21) penjahit asal Gegutu, Reban, Lombok Barat.

Dia mengaku sangat senang bisa bekerja di Jaleela, karena produk-produk fashion yang diproduksi oleh Jaleela tidak hanya mengedepankan keanggunan yang dibuat dengan handmade, namun juga prinsip berkelanjutan dengan memanfaatkan sisa bahan kain bekas menjadi produk-produk bernilai ekonomis yang cantik.

“Kemarin Jaleela launching produk tas dan sepatu, itu dari kain bekas, sisa-sisa bahan kebaya” kata Eka di ruang produksi Jaleela.

Saat ini, Jaleela memiliki 23 desain produk yang terbagi ke dalam empat kategori. Mulai dari atasan atau top wear atau kebaya yang terdiri dari Runa Top, Sierra Top, Shea Top, Kalina Top, Kamala Top, Malea, Mallory.

Kemudian, daily wear Jaleela terdiri dari inner (dalaman), serta produk skirt (rok) yang terdiri dari farah skirt dengan motif ethnic bahan katun, rumi skirt dan kiara yang berbahan satin, serta selena skirt, Jemma skirt, dan Tutu skirt yang terbuat dari perpaduan bahan katun dan satin. Sementara, untuk produk tas dan sepatu Jaleela memiliki loui shoes, jane shoes, emma bag, dan kim bag.

Aneka produk tersebut bisa ditemukan di website resmi jaleela.id, atau di pasar daring seperti Shoppee dan  Tokopedia. (red)