KORANNTB.com – Imbas perubahan iklim di NTB angkanya terus mengalami peningkatan dan berimbas pada kejadian bencana hidrometeorologi. Pada periode 1 Januari hingga 23 November 2022 ini saja di wilayah NTB telah terjadi bencana alam sebanyak 69 kejadian.

Berdasarkan data dari Pusdalops-PB BPBD NTB menyebut dari jumlah kejadian, bencana yang paling sering terjadi, yaitu bencana banjir dan banjir bandang dengan 34 kejadian. Kemudian angin puting beliung 16 kejadian, kekeringan 9 kejadian, tanah longsor 7 kejadian, dan banjir rob 3 kejadian.

Kabupaten Sumbawa menjadi wilayah yang paling sering dilanda bencana dengan 11 kejadian. Lalu Kabupaten Lombok Tengah dengan 10 kejadian.

Kabupaten Dompu dengan jumlah 9 kejadian, Kabupaten Lombok Utara 8 Kejadian dan Kabupaten Lombok Timur dengan jumlah 6 kejadian. Selanjutnya Kabupaten Bima dan Kota Bima masing-masing 5 kejadian. Kabupaten Sumbawa Barat 3 kejadian dan Kota Mataram 2 kejadian.

Bencana alam tersebut mengakibatkan 24.891 jiwa terdampak, 6 orang luka-luka dan 2 meninggal dunia. Selain itu, bencana juga mengakibatkan 533 rumah rusak. Rinciannya 61 rusak berat, 191 rusak sedang, dan 281 rusak ringan.

Kejadian bencana juga merusak 6 fasilitas pendidikan, 4 fasilitas ibadah, 1 fasilitas kesehatan, 15 unit jembatan, 8 titik jalan, 9 unit saluran irigasi dan 11 titik tanggul. Sedangkan untuk data wilayah yang terdampak kekeringan, BPBD NTB menyebut ada sembilan kabupaten dan kota, kecuali Mataram.

“Termasuk 9 kabupaten dan kota, hanya Kota Mataram yang tidak terdampak kekeringan,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD NTB, Abdul Gani saat dimintai konfirmasi pada Kamis, 24 November 2022.

Lebih lanjut Abdul Gani merinci tabel data wilayah dan jumlah kepala keluarga yang terdampak bencana kekeringan di NTB tahun ini. Sampai dengan 30 September 2022, sebanyak 7 kabupaten dan kota di NTB telah menetapkan status siaga darurat dan 2 kabupaten telah menetapkan status tanggap darurat kekeringan.

Provinsi NTB juga telah menetapkan status siaga darurat kekeringan. Sebagian kabupaten atau kota di Provinsi NTB sudah melaporkan terjadinya bencana kekeringan dengan total data terdampak sementara 74 kecamatan, 296 desa, 157.826 kepala keluarga dan 570.464 jiwa.

Untuk perkembangan Covid-19 di NTB per tanggal 23 November 2022, Pusdalops-PB BPBD NTB Bidang Kedaruratan dan Logistik menyatakan data kasus konfirmasi ada 36.947 orang. Konfirmasi masih isolasi 389 orang. Sembuh 35.549 orang. Meninggal 1.009 orang. Kontak erat masih karantina 36 orang.

Peringatan Dini

Sementara itu, rilis yang dikeluarkan oleh BMKG, memprakirakan curah hujan pada dasarian III November 2022 di NTB berpeluang tinggi terjadi dengan intensitas lebih dari 50 mm per dasarian. Kondisi itu terjadi di seluruh wilayah NTB dengan probabilitas lebih dari 90 persen.

Curah hujan dengan intensitas lebih 100 mm per dasarian juga diprakirakan terjadi di seluruh wilayah NTB dengan probabilitas 50 hingga lebih dari 90 persen. Kecuali di wilayah Lombok bagian utara-timur laut dan Sumbawa bagian barat laut.

Terdapat juga potensi curah hujan dengan intensitas lebih 150 mm per dasarian di wilayah NTB dengan probabilitas 20-60 persen, khususnya di tengah Pulau Lombok memiliki peluang hingga 90 persen.

Curah hujan yang tinggi kerap melanda NTB pada musim hujan ini terpantau mulai terjadi di sebagian wilayah NTB. Peringatan dini curah hujan tinggi pada level siaga terdapat di Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat serta di Kecamatan Batukliang, Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah.

Sementara itu pada level waspada terdapat di Kecamatan Dompu, Huu, Pajo, Kabupaten Dompu. Kecamatan Madapangga, Parado, Woha, Kabupaten Bima. Kecamatan Gunungsari, Lingsar Kabupaten Lombok Barat, Kecamatan Jonggat, Kopang, Praya, Praya Tengah, Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah.

Kecamatan Aikmel, Montong Gading, Pringgasela, Terara, Kabupaten Lombok Timur. Kecamatan Bayan, Gangga, Kayangan, dan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara.

Memasuki periode musim hujan 2022 dan 2023, masyarakat perlu mewaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologi. Kejadian bencana yang kerap terjadi, seperti hujan lebat, angin kencang, tanah longsor dan banjir yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan bersifat lokal dengan peluang kejadian lebih tinggi dibandingkan biasanya.

Terdapat 13 jenis bencana yang berpotensi dan yang pernah terjadi di wilayah NTB. Ancaman bencana tersebut di antaranya banjir, gelombang ekstrem dan abrasi, letusan gunung berapi, likuifaksi, gempa bumi, kekeringan, tanah longsor, tsunami, kebakaran hutan dan lahan, cuaca ekstrim, kegagalan teknologi, epidemi dan wabah.

Berkaitan dengan isu lingkungan dan dampak perubahan iklim, Konsorsium untuk Studi dan Pengembangan Partisipasi (KONSEPSI) di NTB juga berkolaborasi dengan BPBD dan BMKG untuk turut serta melakukan advokasi kebijakan dan mengintervensi masyarakat lewat pendampingan berbagai program terkait penanggulangan, mitigasi dan adaptasi risiko kebencanaan, baik alam maupun non alam. (red)