Kemendikbudristek Ajak Satuan Pendidikan di NTB Pilih Opsi Implementasi Kurikulum Merdeka 2023/2024
Maria Ulfah, guru SMP Negeri 7 Kota Bima, Nusa Tenggara Barat mengungkapkan bahwa ada beberapa hal menarik yang ia rasakan sejak sekolahnya mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dengan opsi Mandiri Berubah. Menurutnya Ulfah, pembelajaran berbentuk proyek dalam Kurikulum Merdeka telah menyentuh langsung karakter murid, sehingga bisa membuat murid terlibat secara langsung dalam setiap penyelenggaraan proyek tersebut.
“Dalam Kurikulum Merdeka terdapat fleksibilitas pembelajaran di kelas, baik untuk murid dan untuk guru. Guru tidak dituntut waktu, jadi guru bisa mengakomodir bakat murid. Melalui kurikulum ini kita juga bisa memilih materi mana yang esensial dan penting untuk diajarkan kepada murid,” terang Ulfah yang juga merupakan Guru Penggerak Angkatan 3.
Terkait dengan perpanjangan pendaftaran implementasi Kurikulum Merdeka hingga 14 April mendatang, Ulfah turut mengajak satuan pendidikan di Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk tidak ragu-ragu mendaftar implementasi Kurikulum Merdeka karena berdampak baik pembelajaran murid.
“Jangan ada keraguan untuk mendaftar implementasi Kurikulum Merdeka karena berdampak sangat bagus terutama kepada murid. Terbukti di sekolah murid lebih antusias karena terakomodir minat dan bakatnya. Selain itu, guru juga lebih fleksibel untuk merancang pembelajaran di kelas,” katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen) Iwan Syahril menginformasikan bahwa hingga saat dibukanya masa perpanjangan pendaftaran, sudah lebih dari 268.000 satuan pendidikan di seluruh provinsi di Indonesia yang antusias mengimplementasikan Kurikulum Merdeka untuk Tahun Ajaran 2023/2024. Iwan juga turut mengimbau satuan pendidikan yang belum mendaftar agar memanfaatkan masa perpanjangan ini.
“Mari bersama-sama bersiap untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di Tahun Ajaran baru bersama 2,5 juta pendidik di seluruh Indonesia demi memberikan layanan pembelajaran yang relevan, menyenangkan, dan sesuai dengan kebutuhan murid,” kata Iwan. (red)