KORANNTB.com – Sejumlah tokoh lintas agama yang tergabung dalam Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi NTB ikut menyemarakan pawai takbiran di Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram, Jumat, 21 April 2023.

Link Banner

Pawai takbir digelar sepanjang Jalan Pejanggik dan Jalan Selaparang, Kecamatan Cakranegara. Pawai mulai dari Perempatan Karang Jangkong Cakranegara Kota Mataram hingga Simpang Empat  Cakranegara.

Pengurus FKUB Kota Mataram, Badra Wardana selaku perwakilan umat Buddha Kota Mataram yang turut hadir dalam pawai takbiran tersebut mengatakan kegiatan ini  wujud kebersamaan masyarakat Kota Mataram.

“Ini tentu menjadi bukti kepada kita betapa di Kota Mataram ini sangat menjunjung tinggi toleransi beragama,” katanya.

Sementara,  Tokoh Kristen Romo Lorenz Maryono turut hadir dalam pawai takbiran. Dia mengatakan pawai takbir menjadi momen penting bagi saudara muslim yang telah memperoleh kemenangan setelah melakukan ibadah puasa sebulan lamanya.

“Kehadiran kami dari lintas agama untuk ikut serta merayakan kegembiraan ini merupakan contoh toleransi yang telah terbangun sejak lama di Kota Mataram,” ujarnya.

“Atas nama umat Katolik Kota Mataram mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin,” katanya.

Tokoh lintas agama ikut pawai takbiran di Kota Mataram

Setali tiga uang, Perwakilan Umat Hindu, I Gusti Mangku Sugandi mengatakan ini wujud keberagaman masyarakat di Kota Mataram. Dia menepis berita yang sebelumnya muncul bahwa Kota Mataram nomor 5 sebagai kota yang kurang toleransi.

“Ini menjadi salah satu bukti bahwa toleransi di Lombok khususnya Kota Mataram sangat kental. Semoga kehadiran kami pada momen meriah yang diselenggarakan saudara kita umat muslim ini dapat menepis kesan seperti berita yang pernah muncul tersebut,” jelasnya.

Kabag Ops Polresta Mataram, Kompol I Gede Sumadra Kerthiawan mengatakan malam ini terlihat keberagaman itu ada dan terjalin sangat baik. Kehadiran umat lain dalam pawai takbiran sebagai bentuk dukungan atas apa yang sedang diselenggarakan oleh umat muslim.

Begitu pula sebaliknya saat merayakan nyepi, natal ataupun hari raya bagi umat Buddha, seluruh umat muslim juga turut serta mendukung dengan memberikan segala bentuk toleransi pada setiap kegiatan.

“Ini menjadi modal besar masyarakat Kota Mataram dalam membentengi diri untuk saling menjaga satu sama lain,” katanya. (red)